Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Bisnis - Ekspansi KAEF untuk Mendukung Program Haji dan Umrah

Kimia Farma Akuisisi Perusahaan Arab Saudi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kimia Farma mengakuisisi saham Dawaa Medical Limited Company melalui penyertaan modal atau investasi sekitar 133 miliar rupiah.

JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) merambah industri farmasi ke Arab Saudi. Guna memuluskan ekspansi tersebut, Kimia Farma mengakuisisi saham Dawaa Medical Limited Company (Dawaa), salah satu anak perusahaan Marei Bin Mahfouz (MBM) Group yang bergerak di bidang kesehatan. Direktur Utama Kimia Farma, Honesti Basyir, mengatakan Kimia Farma melakukan akuisisi saham Dawaa melalui penyertaan modal atau investasi sebesar 38 juta riyal Arab Saudi atau sekitar 133 miliar rupiah dengan skema pemesanan saham baru (share subscription).

Dengan demikian, Kimia Farma menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan saham sebesar 60 persen. "Perusahaan joint venture ini menjadi entitas anak baru di Kimia Farma Group dengan nama Kimia Farma Dawaa," ungkap dia, di Jakarta, Senin (5/3). Ekspansi bisnis Kimia Farma ke luar negeri, khususnya di Arab Saudi dan Middle East and North Africa (MENA) sebagai strategi pengembangan bisnis dan pasar dalam meningkatkan benefit bagi para stakeholder. Kimia Farma memilih Arab Saudi sebagai pintu masuk penetrasi pasar ke wilayah Timur Tengah, sebab prospek bisnis kesehatan di Arab Saudi cukup menjanjikan dengan estimasi nilai pasar farmasi sebesar 20 miliar dollar AS di tahun 2020.

Untuk jangka pendek, Dawaa akan menambah jumlah jaringan perdagangan farmasi, kosmetik, alat medis dan pengelolaan apotek menjadi 90 outlet pada 2019. Saat ini, Dawaa memiliki 31 gerai yang terdiri atas 10 gerai di Mekah dan 21 gerai di Jeddah selain dua pusat distribusi di Mekah dan Jeddah. "Kita fokuskan bangun di Mekah, Madinah, dan Jeddah. Per outlet investasinya 500 juta rupiah hingga satu miliar rupiah," jelas dia.

Bangun Pabrik

Perseroan juga berencana akan membangun pabrik farmasi yang direncanakan akan mulai dibangun pada 2020 dan mulai berproduksi dua tahun kemudian.Nantinya, pabrik senilai satu triliun rupiah ini akan bisa memperbesar kontribusi ekspor menuju negara-negara yang tergabung dalam organisasi negara Islam (OKI). "Dawaa juga berencana mendirikan klinik atau rumah sakit. Dalam hal ini, perseroan akan menggandeng Kementerian Kesehatan," ucap Honesti. Sebagai BUMN Farmasi, Kimia Farma tidak hanya hadir untuk masyarakat di negeri sendiri, tetapi juga hadir di luar negeri. "Ekspansi bisnis ini sekaligus untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam melayani kebutuhan pelayanan kesehatan Jemaah Haji dan Umrah Indonesia, yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, serta melayani warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Arab Saudi," papar dia.

Guna menjalankan kegiatan perdagangan atau wholesale farmasi, kosmetik, alat medis, dan pengelolaan apotek (ritel), Dawaa didukung oleh jaringan apotek sebanyak 31 gerai, yang terdiri atas 10 gerai di Mekah dan 21 gerai di Jeddah. Di samping itu, terdapat dua distributor center (DC) di Mekah dan Jeddah. Terkait dengan bahan baku impor, Basyir menyatakan sudah mulai meminimalisasi, khususnya untuk bahan baku. Karena impor adalah permasalahan utama kefarmasian di Indonesia. Bahkan, ia menyebut 90 persen bahan baku farmasi berasal dari impor. "Makanya kita kita bangun pabrk di Cikarang, setelah Juni ini launching juga akan mengurangi ketergantungan terhadap impor. Sebab, kapasitas produksi bisa mencapai tiga kali lebih besar dari yang sudah kami punya," kata dia. yni/ahm/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top