Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Kim Jong-un Makin Diperhitungkan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Setelah sempat terancam gagal, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sepakat bertemu di Pulau Sentosa, Singapura, 12 Juni mendatang. Bila pertemuan benar-benar terlaksana, akan menjadi perjumpaan pertama antara Presiden AS dan pemimpin Korut.

Bill Clinton, tahun 2009, memang pernah datang ke Pyongyang, dalam misi pembebasan dua warga AS yang ditahan otoritas keamanan Korut. Tapi, kala itu Clinton menginjakkan kaki di Korut delapan tahun setelah menyandang status mantan orang nomor satu AS. Dalam kerangka politik internasional, pertemuan dengan Presiden Trump ini tentu akan menjadi ajang pengukuhan keberadaan Kim Jong-un sebagai figur yang berpengaruh secara global.

Dalam dua bulan terakhir, Kim Jong-un telah bertemu bilateral dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. Seiring rencana berjumpa Trump, Kim diundang Presiden Russia, Vladimir Putin Vladivostock, September mendatang. Presiden Suriah, Bashar al-Assad, juga berniat menemui Kim di Pyongyang.

Jelang pertemuan di Singapura, Trump menjamu beberapa tamu penting di Gedung Putih. Jumat pekan lalu, bertemu Jenderal Kim Yong-chol, pejabat tinggi Korut yang kerap disebut sebagai tangan kanan Kim. Kim Yong-chol perwakilan Korut pertama yang menginjakkan kaki di pusat pemerintahan AS dalam 20 tahun terakhir.

Ia menyerahkan surat beramplop besar berisi pesan Kim kepada Trump. Kim Jong-un akan membawa tiga isu utama di Pulau Sentosa itu, yakni keamanan, kehormatan, dan kesejahteraan Korut. Setelah susah payah membangun kekuatan nuklir beberapa dekade terakhir, Korut tentu tidak akan begitu saja menghentikan program persenjataan mereka. Kim Jong-un pasti menginginkan imbal balik dari AS.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top