Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Kilas Balik Tiga Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia! Ini Alasan Masyarakat Jadi Lebih Bebas Beraktivitas Walapun Kasus Covid-19 Masih Tinggi

Foto : Reuters

Ilustrasi Aktivitas Masyarakat di Fasilitas Publik.

A   A   A   Pengaturan Font

Genap tiga tahun sudah Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Berbagai rutinitas masyarakat pun dipaksa berubah akibat lonjakan kasus Covid-19 sejak infeksi pertama kali ditemukan di Indonesia pada 2 Maret 2020. Kala itu dua warga Depok berusia 64 tahun dan putrinya 31 tahun positif Covid-19 setelah berinteraksi dengan warga negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia.

Kabar mengenai kasus Covid-19 pertama di Indonesia lantas membuat masyarakat panik. Pasalnya, jajaran menteri termasuk Menteri Kesehatan (Menkes) kala itu, Terawan Agus Putranto sesumbar bahwa sulit bagi virus Sars-Cov-2 menyebar di Indonesia.

Empat hari berselang tepatnya pada 6 Maret 2020, dua kasus infeksi Covid-19 kembali menjangkiti satu per satu masyarakat Indonesia. Sekaligus menjadi bukti Indonesia tidak pernah kebal terhadap virus zoonosis yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Tiongkok tersebut.

Secara mengejutkan pada 15 Maret, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan pembatasan sosial terhadap berbagai masyarakat mengingat kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai angka 117. Beberapa pemimpin daerah seperti Jakarta, Banten dan Jawa Barat juga memutuskan menutup sementara sekolah dan berbagai fasilitas publik. Menyusul, Walikota Tegal, Dedy Yon Supriyono menerapkan lockdown lokal. Membuat Tegal jadi daerah pertama yang melakukannya di Indonesia.

Masyarakat juga diharuskan mengadopsi rutinitas baru dengan menerapkan berbagai protokol kesehatan, mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak hingga diharuskan bekerja dari rumah (WFH).

Kini, Indonesia berangsur-angsur pulih. Berbagai kebijakan ketat demi menekan laju infeksi Covid-19 juga perlahan-lahan dilonggarkan atau dicabut sama sekali. Walau masih harus menerapkan protokol kesehatan, masyarakat dapat beraktivitas dengan lebih leluasa pada bulan ini. Bahkan, situasi Covid-19 di Indonesia digadang-gadang akan masuk ke kategori endemi apabila kasus positif Covid-19 tidak melonjak selama periode libur Lebaran 2022.

Aktivitas masyarakat ke fasilitas publik juga semakin meningkat sejak April 2022. Google Mobility Report, melaporkan semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengunjungi tempat umum seperti taman, pusat perbelanjaan hingga berbagai tempat wisata.

Per 16 April ketika angka positif Covid-19 bertambah 602 kasus, Google mencatat jumlah masyarakat Indonesia yang berkunjung ke taman meningkat hingga 28,4 persen dari sebelumnya. Taman menjadi fasilitas publik dengan peningkatan pengunjung paling signifikan bulan ini. Jumlah masyarakat yang mengunjungi pusat perbelanjaan dan farmasi juga ikut meningkat 25,7 persen.

Banyak masyarakat yang juga mulai kembali mengunjungi aneka tempat rekreasi dengan peningkatan jumlah pengunjung sebanyak 5 persen. Pada tahap ini, para pekerja juga mulai kembali bekerja dari kantor (WFO) yang naik 4,4 persen.

Hal ini jelas berbanding terbalik dengan rutinitas masyarakat pada awal pandemi Covid-19. Pada bulan Juni 2020 misalnya, ketika angka kasus Covid-19 tak jauh berbeda dengan yang tercatat bulan Ini. Pada 2 Juni 2020 misalnya, ketika kasus positif Covid-19 harian berada di angka 604, Google melaporkan penurunan yang signifikan terhadap jumlah pengunjung fasilitas publik.

Google mencatat jumlah masyarakat yang mengunjungi taman pada hari itu berkurang 26,7 persen dari sebelum pandemi. Penurunan jumlah pengunjung juga menyasar pusat rekreasi dan perbelanjaan yang masing-masing turun hingga 32,3 persen dan 8,9 persen.

Pembatasan demi pembatasan juga membuat masyarakat yang mengunjungi stasiun transit menurun hingga 52,4 persen atau lebih dari separuhnya. Berlakunya kebijakan WFH turut membuat pekerja yang mengunjungi kantor berkurang 32,4 persen.

Pada kurun waktu tersebut, lebih banyak waktu dihabiskan masyarakat di rumah dengan durasi 15,4 persen lebih lama dari sebelum pandemi.

Padahal, apabila dibandingkan dengan April, rata-rata kasus positif Covid-19 harian pada bulan Juni 2020 berada di angka 997. Jauh lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata April 2022 yang mencapai 1497 kasus positif Covid-19 setiap harinya.

Pada Juni 2020, masyarakat juga dilanda panic buying terhadap sejumlah komoditas seperti masker, tisu, disinfektan, cairan pembersih tangan, hingga beragam obat-obatan yang disinyalir dapat meningkatkan imun tubuh sehingga resiko tertular Covid-19 lebih kecil.

Banyak daerah yang juga membatasi aktivitas masyarakat dengan menutup akses ke daerah tersebut. Dua Rukun Warga (RW) di Kelurahan Malaka Jaya misalnya. RW yang berada dalam kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur itu harus menutup akses masuk ke komplek perumahan karena masuk dalam kategori zona merah Covid-19.

Kelonggaran beraktivitas di tengah kasus positif Covid-19 harian ini tentu tidak terjadi karena tiba-tiba atau karena penurunan kepatuhan masyarakat. Melainkan, semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang mendapatkan vaksinasi. Pemerintah mencatat sebanyak 163.036.814 atau 59 persen penduduk Indonesia telah menerima dosis kedua vaksin Covid-19.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top