Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kiat Praktis Hidup Minimalis

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Seni Hidup Minimalis
Penulis : Francine Jay
Penerbit : Gramedia
Tebal : xiii+260 halaman
Cetakan Ke-1 : 2018
ISBN : 9786020398440

Di tengah kemudahan akses belanja online, menjamurnya minimarket, berbagai promo bagi pengguna e-money tertentu, iklaniklan di berbagai media serta segala pendukung perilaku konsumtif, menjalani hidup secara minimalis menjadi langkah melawan arus. Perlu memanajemen belanja barang.

Sebagian orang mungkin berpikir, minimalis hanya sebuah alternatif atas ketidakmampuan memiliki barang mewah atau ketidaktahuan cara menikmati hidup. Padahal tidak demikian, minimalis justru merupakan sebuah cara menikmati hidup minim stres.

Waktu dan energi seseorang sering dihabiskan untuk mencari diskon, mengumpulkan uang untuk membeli, pergi ke toko, membawa pulang, mencari tempat penyimpanan, belajar menggunakan barang tersebut, membersihkan area sekitar barang, merawat, membeli dan seterusnya. "Sekarang coba kalikan dengan jumlah barang. Melelahkan sekali," (hal 14).

Pada bagian pertama, buku ini membangun konsep berpikir minimalis dan mengajak pembaca untuk mulai mempertanyakan kegunaan dari setiap barang yang dimiliki. Kemudian, menawarkan faedah yang akan didapat jika mengurangi jumlahnya, melepaskan keterikatan dengan barang-barang sentimental dan mengajarkan sikap kritis setiap hendak membeli barang baru.

Bagian ini juga memperbaiki sudut pandang terhadap suatu barang. Selama ini orang cenderung berpersepsi, milik akan mencerminkan diri. Bisa juga menyimpan barang-barang kenangan, meski tidak berguna, apa, sebuah bentuk penghargaan terhadap orang yang dikenang.

Apakah dengan memiliki seperangkat alat kosmetik mahal, orang lantas menjadi model terkenal? Dengan mengoleksi kamera canggih lalu bisa disebut fotografer andal? Tapi banyak orang sulit melepaskan barang-barang meski tidak lagi berfungsi dan hanya memenuhi rumah.

"Ingatlah bahwa kenangan, mimpi, dan cita-cita tidak terbatas pada barang, melainkan ada di dalam diri kita sendiri. Yang menentukan siapa kita adalah tindakan, pikiran, dan mereka yang kita cintai," (hal 13). Bagian kedua membahas cara mengaplikasikannya ke dalam tindakan.

Bagian ini lebih detail membahas sebuah metode berisi 10 langkah penataan barang-barang di rumah (STREAMLINE). Dengan 10 langkah ini, orang yang selama ini terbiasa konsumtif dan berantakan, tidak perlu lagi kebingungan memulai kehidupan sebagai minimalis (hal 88).

Bagian ketiga menerapkan metode STREAMLINE pada tiap-tiap ruangan rumah. Di antaranya, ruang tengah, tidur, pakaian, dapur, kamar mandi, kerja, dan penyimpanan. Ada juga cara menyikapi barang kenangan atau hadiah. Buku memahami, memulai hidup minimalis bukan sesuatu yang instan.

Maka, buku membagi penjelasan teknisnya dalam tiap ruang, sehingga prosesnya bisa dimulai dari ruangan paling disukai. "Anda boleh memulai dari ruangan termudah, tersulit, terkecil, atau terbesar. Ketika menyelesaikan ruangan pilihan satu per satu, keleluasaan dan rasa tenang akan menyebar ke seluruh rumah," (hal 97).

Bagian terakhir buku ini mengajak pembaca menjadikan minimalis sebagai cara hidup. Karena bagian tersulitnya bukan pada proses mengubah, melainkan bertahan dan menyebarkan ke orang sekitar. Jika ditinjau lebih jauh dalam skala lebih besar, visi minimalis bukan hanya tentang membatasi keinginan dan kepemilikan, tapi menyelamatkan bumi. Diresensi Intan Puspita Sari, S1 Pendidikan Fisika Universitas Lam-

Komentar

Komentar
()

Top