Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Khofifah Serukan Bijak Pakai Air dan Pertahankan Lumbung Pangan

Foto : Istimewa

Tema Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-43 Tahun 2023 Provinsi Jatim adalah Air adalah Kehidupan, Air adalah Makanan. Jangan Tinggalkan Siapa Pun.

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pada Rabu (15/11), mengatakan, isu krisis air merupakan salah satu ancaman terbesar bagi ketahanan pangan.

"Oleh karena itu mari kita jadikan Tema Hari Pangan Sedunia tahun 2023 ini sebagai pengingat bahwa pentingnya pengelolaan air secara bijaksana," ujarnya saat menghadiri Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-43 Tahun 2023 Provinsi Jatim, di Surabaya.

"Atas dasar tema ini juga, kita memfokuskan pada pembangunan ketahanan pangan dengan memperhatikan kondisi _real_ yang ada di Jawa Timur serta sebagai bentuk peringatan dan antisipasi terhadap terjadinya krisis pangan," tambahnya.

Khofifah pun mengajak semua pihak menumbuhkan kesadaran dalam menggunakan air karena memiliki peran penting dalam membentuk lebih dari 50 persen tubuh makhluk hidup, menutupi sekitar 71 persen permukaan bumi, hingga menjadi kekuatan bagi manusia, perekonomian dan alam serta pondasi pangan.

"Kesadaran dalam penggunaan air menjadi penting lantaran pertumbuhan penduduk yang pesat, urbanisasi, pembangunan ekonomi, dan perubahan iklim yang berdampak pada sumber daya air di bumi semakin terbatas," kata Khofifah.

Hal ini diperparah dengan, buruknya penggunaan dan pengelolaan air selama beberapa dekade, ekstraksi air tanah yang berlebihan serta polusi dan perubahan iklim, mengakibatkan ketersedian serta kualitas air menurun dengan cepat yang akhirnya berujung pada krisis air.

"Oleh karena itu, mari kita semua untuk lebih bijak dalam menggunakan air. Kita perlu memproduksi lebih banyak pangan dan komoditas pertanian penting lainnya dengan lebih sedikit air, sambil memastikan air didistribusikan secara merata, sistem pangan tetap terjaga dan tidak ada seorangpun yang tertinggal," tuturnya.

Saat ini, lanjutnya, sekitar 2,2 miliar orang di dunia hidup di daerah yang mengalami kekurangan air. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 3,6 miliar pada tahun 2025.

"Krisis air juga dapat menyebabkan berkurangnya produksi pangan, meningkatkan harga pangan dan kelaparan. Hal ini dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan," tukas dia.

Jatim Sebagai Lumbung Pangan Nasional

Pada kesempatan yang sama, ia menyampaikan, saat ini Jawa Timur menjadi tulang punggung lumbung pangan nasional. Selama tahun 2020 - 2022 Jawa Timur merupakan provinsi dengan produksi padi nomor 1 Nasional yaitu sebesar 9,526 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Bahkan tahun 2022 ketersediaan beras di Jatim juga surplus sebesar 2.410.862 ton.

"Angka sementara produksi padi di tahun 2023 sebesar 9,591 juta ton GKG atau setara beras sebesar 5,538
juta ton. Angka produksi ini lebih tinggi 64,9 ribu ton GKG dibandingkan angka tetap produksi tahun 2022 yang sebesar 9,526 juta ton GKG," terangnya.

Predikat Jatim sebagai lumbung pangan nasional juga terlihat dari kontribusi nomor 1 untuk komoditas jagung, cabe rawit, bawang merah, mangga, pisang dan mawar.

Hal serupa juga terjadi untuk komoditas pangan lain yang meliputi sapi potong, sapi perah, ayam petelur, daging, telur, susu, gula kristal tebu, tembakau dan garam yang juga merupakan nomor 1 Nasional.

Jawa Timur juga merupakan eksportir tertinggi Nasional untuk komoditas perikanan meliputi tuna, cakalang, tongkol dan udang.

"Ketahanan Pangan Jawa Timur saat ini dalam posisi sangat baik, bahkan mampu menjadi tulang punggung nasional. Ketersediaan beras kita tidak hanya surplus tapi juga mampu memenuhi kebutuhan di 18 provinsi lain. Kita hanya defisit pada kedelai dan bawang putih," ungkap Khofifah.

"Jadi mari kita bersama-sama mempertahankan Jawa Timur sebagai Lumbung Pangan Nasional. Pada tahun 2020 hingga 2022, kita merupakan produsen padi tertinggi di Indonesia, dimana pada tahun 2022 mencapai 9,526 juta ton GKG," ajaknya.

Dia juga mengajak sejumlah pihak untuk menjadikan HPS ke-43 sebagai momentum dalam menumbuhkan semangat kedaulatan pangan.

Semangat kedaulatan pangan yang dimaksudkan adalah kedaulatan pangan yang berbasiskan pada potensi sumber pangan lokal.

"Mari kita kembangkan potensi sumber pangan lokal. Kita kembangkan lagi potensi wilayah dengan keberagaman pangan sumber karbohidrat pangan lokal yang keseluruhannya dapat mewujudkan kedaulatan pangan," katanya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top