Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Khofifah Ajak Gunakan Inovasi dan Teknologi untuk Hadapi Perubahan Iklim

Foto : Istimewa

Menurut Khofifah, Satu Data Jatim dibutuhkan untuk kecepatan koordinasi dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk melakukan mitigasi kebencanaan dalam menghadapi perubahan iklim.

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pada Senin (9/10), mengajak segenap Kabupaten/Kota untuk membiasakan diri dengan inovasi dan teknologi baru yang mampu meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat.

"Inovasi dan teknologi itu harus berdampak, harus memberikan manfaat bagi kehidupan kemanusiaan," ujarnya saat memberikan penghargaan pada sejumlah Pemda dalam ajang Inotek Award 2023 besutan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Jatim di Surabaya.

Khofifah menjelaskan, pilar pertama pembangunan menuju Indonesia Emas 2045 ialah pembangunan SDM dan IPTEK. "Pada posisi inilah pertemuan antara inovasi dan digital IT menjadi bagian yang sangat penting untuk kita bangun komitmen bersama Satu Data Jatim (tata kelola data akurat dan terintegrasi, sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan)".

Menurutnta, Satu Data Jatim ini menjadi penting untuk bisa membangun seluruh proses pelayanan publik, layanan investasi, dan berbagai koordinasi menjadi cepat, mudah, dan murah. Selain itu juga bisa termonitor oleh siapa saja yang membutuhkan kecepatan koordinasi dalam menghadapi berbagai tantangan.

"Salah satu tantangannya ialah climate change yang membuat kita semua harus melakukan mitigasi kebencanaan, termasuk bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Apabila didukung dengan sistem berbasis digital yang menyediakan data akurat terkait titik api, maka penanganan via darat maupun via udara bisa dilakukan lebih presisi," ungkapnya.

"Kemudian ada pula tantangan El Nino yang berpotensi diikuti dengan La Nina. Hal ini membuat dunia saat ini tengah menghadapi tantangan krisis pangan. Beberapa negara pemasok bahan pangan saat ini memilih untuk menyimpan komoditasnya hanya untuk kebutuhan dalam negerinya, tidak lagi diekspor ke negara lain," tutur dia.

Khofifah menambahkan, sejatinya produksi padi di Jatim secara y-on-y September 2022 September 2023 surplus 9,23 persen. Bahkan stok beras di Kediri dan Madiun, ketersediaan beras mencukupi hingga April tahun depan.

"Meski demikian, harga beras di pasaran masih di atas HET (Harga Eceran Tertinggi). Harga beras medium di Jatim itu paling rendah dibanding provinsi lain. Meski begitu, harganya masih di atas HET," imbuhnya.

Untuk itu, dia juga berpesan agar para bupati/walikota terus memonitoring harga bahan pokok di wilayahnya masing-masing. Termasuk memonitoring bantuan pangan sebesar 10 kg beras per bulan untuknkel7arga oeberima manfaat yang mulai disalurkan sejak September lalu.

Tantangan selanjutnya ialah permasalahan stunting yang kerap terjadi perbedaan data. Lalu tantangan kemiskinan ekstrem yang sudah semakin tertangani dengan baik di Jatim ini.

"Beragam tantangan tersebut, membutuhkan inovasi dan digital IT yang bisa memprediksi dan mengintervensi secara presisi. Sehingga benar-benar bisa dirasakan dampak dan manfaatnya bagi masyarakat," pungkasnya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top