Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ketua MPR Tegaskan Nasionalisme Penting bagi Pembangunan Karakter Generasi Muda

Foto : ANTARA/HO-MPR

Ketua MPR Bambang Soesatyo memberikan sambutan dalam acara 'Nasional is Me: Indonesia Pasti Bisa' yang diselenggarakan Yayasan Bentang Merah Putih dan Yayasan Pandu Pemimpin Cinta Bangsa secara virtual di Jakarta, Ahad (2-5-2021).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan menumbuhkembangkan nasionalisme sangat penting bagi pembangunan karakter generasi muda bangsa, terutama saat ini Indonesia dihadapkan pada beragam tantangan kebangsaan yang muncul dalam berbagai dimensi.

"Misalnya,melemahnya rasa toleransi dalam keberagaman, masih berkembangnya radikalisme, dekadensi moral generasi muda bangsa, memudarnya identitas dan jati diri bangsa, dan masih adanya kesenjangan sosial ekonomi," kata Bambang Soesatyo atau Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Ahad.

Bamsoetmengemukakan hal itu ketikamemberikan sambutan dalam acara Nasional is Me: Indonesia Pasti Bisayang diselenggarakan Yayasan Bentang Merah Putih dan Yayasan Pandu Pemimpin Cinta Bangsa secara virtual di Jakarta, Minggu.

Melemahnya rasa toleransi dalam keberagaman, menurut dia, dapat dilihat pada data yang diungkapkan SETARA Institute, yang mencatat terjadinya 846 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama antara tahun 2014 dan 2019.

"Contoh lain adalah penyalahgunaan politik identitas dalam kontestasi politiksehingga renggangnya ikatan kohesi sosial, dan polarisasi masyarakat pada dua kutub yang berseberangan, baik sebelum, selama, maupun setelagpenyelenggaraan pemilu," ujarnya.

Politikus Partai Golkar itu menilaimenanamkan nasionalisme pada kelompok sasaran generasi muda bangsa adalah strategi yang tepat.

Hal itu, kata Bamsoet, karena di tengah periode bonus demografi saat ini, sebanyak 70,72 persen penduduk Indonesia merupakan usia produktif.

"Hampir 69 persen atau sekitar 131,6 juta jiwa adalah sumber daya manusia potensial yang berusia antara 15 dan 44 tahun," katanya.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia akan makin kompleks dan dinamis.

Untuk menjawab tantangan tersebut, menurut dia, salah satu faktor kuncinya adalah konsolidasi bangsa untuk memperkuat ikatan kebangsaan dalam mewujudkan Indonesia yang beradab.

"Indonesia yang beradab adalah yang memanusiakan manusia. Dalam hal ini harkat dan martabat kemanusiaan dimuliakan, norma-norma sosial dijunjung tinggi, dihormati, dan dijadikan tuntunan dalam setiap laku sosial segenap anak bangsa, serta menjadi rujukan dalam setiap gerak langkah pembangunan," ujarnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top