Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tidak Paham Keadaan Geografis

Ketua Gerakan Putera Asli kalimantan Tepis Kritik Banjir di Sepaku Dipicu IKN

Foto : Antara

Ketua Gepak Kuning "Prof" Suriansyah.

A   A   A   Pengaturan Font

Permukiman di Kalimantan umumnya dibangun di sepanjang daerah aliran sungai atau di lahan basah, di kawasan rawa-rawa, atau dekat rawa-rawa. Ini berlaku mulai dari pemukiman Orang Banjar yang banyak di pesisir atau muara sungai, hingga kampung-kampung Orang Dayak di bagian hulu sungai.

Balikpapan - Ketua Gerakan Putera Asli Kalimantan (Gepak Kuning) Suriansyah menegaskan bahwa yang menyebutkan banjir di Sepaku, Penajam Paser Utara, sebagai dampak dari pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah yang tidak paham geografis atau kondisi alam Kalimantan.

"Mereka cari panggung, yang ujung-ujungnya cari perhatian untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya," kata Prof, panggilan akrab Suriansyah, di Balikpapan, Minggu (26/3).

Permukiman di Kalimantan umumnya dibangun di sepanjang daerah aliran sungai atau di lahan basah, di kawasan rawa-rawa, atau dekat rawa-rawa. Ini berlaku mulai dari pemukiman Orang Banjar yang banyak di pesisir atau muara sungai, hingga kampung-kampung Orang Dayak di bagian hulu sungai.

Hal tersebut utamanya untuk memudahkan akses. Karena, dulusungai, danau, dan rawa merupakan sarana transportasi. Orang bepergian dengan perahu.

Dengan pemahaman orang dulu akan alam dan lingkungan, termasuk sosial budayanya, mereka kemudian membangun rumah panggung, bukan rumah di atas tanah begitu saja. Ketinggian lantai rumah dari permukaan tanah bisa 4 hingga 8 meter, sebagai antisipasi mulai dari banjir, binatang buas, hingga serangan musuh.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top