Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pesta Demokrasi

Ketidakpastian Selubungi Pemilu di Italia

Foto : AFP/Tiziana FABI

Antre di TPS I Warga Italia antre di tempat pemungutan suara (TPS) yang berada di pusat Ibu Kota Roma, Minggu (4/3). Pemilu Italia 2018 menghadapi ketidakpastian karena berdasarkan jajak pendapat terakhir menyatakan bahwa kubu sayap kanan dan partai-partai populis mendapat dukungan lebih banyak.

A   A   A   Pengaturan Font

ROMA - Jutaan warga Italia pada Minggu (4/3) berduyun-duyun antre di tempat pemungutan suara (TPS) untuk memberikan suaranya dalam pemilihan umum bagi memilih anggota parlemen.

Berdasarkan prediksi hasil jajak pendapat akhir pekan lalu, kubu koalisi sayap kanan yang dipimpin Silvio Berlusconi dan partai-partai populis Italia, akan memenangkan pemilu ini, walau kemenangan itu tak mampu mendapatkan mayoritas.

"Angka suara nasional yang berhasil kami himpun telah mencapai 19,4 persen suara. Angka itu diatas perolehan yang didapat pada waktu yang sama pada pemilu 2013 yang hasilnya 14.9 persen," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Italia.

Penghitungan hasil pemilu nasional Italia sendiri diperkirakan membutuhkan waktu dua hari. Adapun jumlah warga Italia yang sudah memiliki hak suara ada lebih dari 46 juta orang.

Kampanye politik di Italia yang digembar-gemborkan partai-partai besar di Italia sebelumnya ramai membahas isu imigrasi dan penurunan perkeonomian. Namun tingginya angka pengangguran membuat generasi muda Italia memutuskan untuk mendukung partai antikemapanan, Movimento 5 Stelle (M5S).

"Mereka marah dengan partai (Partai Demokrat) yang berkuasa di pemerintahan sekarang sehingga memutuskan untuk mendukung M5S," kata seorang pemangkas rambut di Roma bernama Mirko Canali, 24 tahun.

Berdasar hasil jajak pendapat terakhir, perolehan suara akan terbagi pada 3 kubu yaitu koalisi sayap kanan dengan perkiraan suara 37 persen, M5S dengan perkiraan suara 28 persen, dan kubu tengah kiri dengan perkiraan suara 27 persen.

Berdasarkan aturan undang-undang pemilu yang baru diberlakukan tahun lalu, dibutuhkan suara minimal sebanyak 40 persen untuk berkuasa di Italia.

Kembalinya Berlusconi

Peluang untuk memenangkan pemilu Italia tahun ini diperkirakan jatuh ke partai yang dibentuk oleh Berlusconi yaitu Forza Italia. Dalam pemilu kali ini, Forza Italia mengusung Presiden Parlemen Italia, Antonio Tajani, sebagai kandidat Perdana Menteri Italia.
Berlusconi sendiri tak bisa maju dalam pemilu kali ini karena tengah mendapat dakwaan penggelapan pajak.

Sejumlah analis politik memprediksi, jika tak ada satu pun partai yang meraih mayoritas, salah satu skenario yang memungkinkan yaitu koalisi besar antara Partai Demokrat dengan Forza Italia.

Jika pun tak terjadi koalisi besar, maka siapapun partai yang menang dan akan memerintah di Italia berpotensi akan berkuasa secara sementara dan pada akhirnya akan digelar ulang pemilu.

Pemilu Italia 2018 dianggap penting bagi Uni Eropa (UE) karena Italia merupakan negara dengan perekonomian terkuat ke-4 di UE.

Jika pemilu tak dimenangkan oleh partai yang pro-UE, maka Italia bisa terancam keluar dari UE karena partai-partai anti-UE seperti M5S atau Lega Nord, akan mendesak agar digelar referendum bagi memilih keluar dari UE.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top