Ketidakpastian Pasar Meningkat, Berikut Ini Proyeksi IHSG
Foto: istimewaJAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berbalik melemah dalam perdagangan, hari ini (12/12). Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi risiko pelemahan rupiah dan sikap pasar menantikan petunjuk baru dari arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
VP Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat depresiasi rupiah terhadap dollar AS di tengah penantian rilis data inflasi AS yang diperkirakan lebih tinggi dari periode sebelumnya, berpotensi meningkatkan ketidakpastian di pasar. Karenanya, Audi memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Kamis (12/12), bergerak mixed cenderung melemah terbatas dengan support 7.400 dan resistance 7.540.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/12) sore, ditutup menguat di tengah para pelaku pasar bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS). IHSG ditutup menguat 11,46 poin atau 0,15 persen ke posisi 7.464,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,03 poin atau 0,00 persen ke posisi 890,55.
“Pelaku pasar mengantisipasi rilis data Inflasi AS, yaitu CPI pada Rabu (11/12) dan PPI pada Kamis (12/12), yang dapat mempengaruhi keputusan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve," sebut Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dalam kajiannya, di Jakarta.
Pelaku pasar berharap data CPI dan data PPI akan menambah banyak bukti bahwa ekonomi AS sedang mengalami soft-landing, sehingga memperkuat alasan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pekan depan. Pelaku pasar melihat 86 persen peluang The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 bps setelah data Non-Farm Payrolls (NFP) AS pada Jumat pekan lalu memperlihatkan pulihnya aktivitas perekrutan pegawai dan juga merangkak naiknya tingkat pengangguran.
Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati tanda-tanda The Fed menghentikan siklus pelonggaran kebijakan moneter pada Januari 2025. Sejumlah pejabat tinggi The Fed pekan lalu mengisyaratkan pelonggaran kebijakan moneter akan berjalan lebih lambat di tengah ketahanan ekonomi AS yang kuat.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor menguat yaitu dipimpin sektor properti sebesar 1,40 persen, diikuti oleh sektor energi dan sektor keuangan yang masing- masing naik sebesar 0,40 persen dan 0,28 persen.
Sedangkan, enam sektor melemah yaitu sektor teknologi turun sebesar minus 1,29 persen, diikuti oleh sektor transportasi dan logistik dan sektor barang baku yang masing- masing minus sebesar 1,24 persen dan 1,04 persen.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.342.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 26,48 miliar lembar saham senilai 16,29 triliun rupiah. Sebanyak 312 saham naik 295 saham menurun, dan 339 tidak bergerak nilainya.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29