Menanti Data Inflasi AS (11/12)
Foto: ISTIMEWAJAKARTA – Potensi rupiah kembali melemah terbuka jika data indflasi Amerika Serikat (AS) di bawah ekspektasi sehingga mendorong bank sentral setempat (The Fed) menunda pemangkasan suku bunga acuannya (FFR).
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede melihat investor menantikan keputusan berbagai bank sentral global pekan ini dan rilis data inflasi AS. Karenanya, Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (11/12), bergerak sideways di kisaran 15.800 - 15.900 rupiah per dollar AS, sejalan dengan perkiraan minimnya sentimen penggerak dollar AS.
Senada, Analis Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, Rabu (11/12), bergerak di rentang 15.825-15.925 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Selasa (10/12) sore, ditutup melemah empat poin atau 0,03 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.871 rupiah per dollar AS. Pelemahan rupiah terjadi justru setelah rilis survei Bank Indonesia bahwa penjualan eceran November 2024 diperkirakan meningkat.
“BI merilis survei penjualan eceran yang diperkirakan lebih kuat dibanding bulan sebelumnya,” kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta.
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29