Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

 Ketersediaan Donor Tantangan bagi Transplantasi Kornea

Foto : istimewa

Dr. Sharita R. Siregar, Sp.M (K), MD- Sekretaris Indonesia Cornea Society (INACORS) dan Coordinator Cornea Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS) dan Dr. Nashrul Ihsan, Sp.M (K), MD General Secretary Indonesia Cornea Society (INASCRS) dalam acara The 7th Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS) Biennial Meeting di Jakarta pada hari Jumat (27/9).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA -- Hingga 2020, sekitar 3,7 juta orang di Indonesia mengalami kebutaan yang disebabkan oleh beberapa kondisi medis tertentu seperti katarak, kelainan refraksi, glaukoma, retinopati diabetik hingga kelainan kornea. Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) memperkirakan 1 dari 1000 penduduk di Indonesia atau 270 ribu dari 270 juta masyarakat mengalami kebutaan akibat kelainan kornea.

Kornea adalah lapisan transparan di bagian terluar mata yang berfungsi untuk melindungi mata dari paparan benda asing, menyaring sinar UV yang masuk ke mata dan mengatur fokus terhadap cahaya. Ketika kornea mengalami kerusakan atau terkena suatu penyakit, maka penglihatan dapat mengalami gangguan dengan gejala ringan hingga parah atau bahkan kebutaan.

Coordinator Cornea, Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS) dan Sekretaris, Indonesia Cornea Society (INACORS) Dr. Sharita R. Siregar, Sp.M (K), MD, menjelaskan, kerusakan pada kornea dapat disebabkan oleh beberapa factor. Namun penyebab umumnya adalah degenerasi kornea, kelainan genetik, infeksi dan trauma.

"Jika kornea menjadi keruh, mata sensitif terhadap cahaya (photophobia), mata terasa perih, dan banyak mengeluarkan air mata, maka segera periksakan diri dan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan lebih lanjut," ujar dia dalam acara The 7th Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS) Biennial Meeting di Jakarta pada hari Jumat (27/9).

Ia memaparkan, kebutaan dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas seseorang karena ketidakmampuan untuk melihat akan menyebabkan keterbatasan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, kesulitan dalam menjalani pendidikan, keterbatasan dalam meraih peluang kerja. Bukan hanya itu keadaan ini meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental karena keterbatasan mobilitas dan aksesibilitas menimbulkan perasaan terisolasi dari masyarakat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top