
Keterlibatan Korut Tandai Ekspansi Konflik Berbahaya
Pemimpin Kim Jong-un memberi hormat pada pasukan tentara Korut saat melakukan inspeksi di sebuah lokasi di Pyongyang pada November 2024 lalu. Pada Senin (16/12) sejumlah negara menyatakan bahwa keterlibatan Korut dalam perang Russia di Ukraina
Foto: AFP/KCNA VIA KNSWASHINGTON DC - Sepuluh negara dunia dan Uni Eropa (UE) pada Senin (16/12) menyebut bahwa keterlibatan Korea Utara (Korut) yang kian besar dalam perang Russia di Ukraina sebagai ekspansi konflik yang berbahaya. Mereka menyebut hal itu dalam sebuah pernyataan bersama yang dilansir Amerika Serikat (AS).
Pyongyang telah mengirimkan ribuan tentara untuk memperkuat upaya perang Russia, termasuk ke wilayah perbatasan Kursk, di mana Ukraina pada Senin melaporkan bahwa para pejuangnya telah membunuh atau melukai sedikitnya 30 tentara Korut.
“Dukungan langsung DPRK untuk perang agresi Russia melawan Ukraina menandai perluasan konflik yang berbahaya, dengan konsekuensi serius bagi keamanan Eropa dan Indo-Pasifik,” kata pernyataan bersama itu dengan menyebut Korut dengan singkatan resminya.
- Baca Juga: Russia Usir Dua Diplomat Inggris
- Baca Juga: Korea Utara Peringatkan Risiko Perang Tak Disengaja
Para menteri luar negeri Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan (Korsel), New Zealand, Inggris, AS dan perwakilan tinggi UE menandatangani rilis tersebut.
Negara-negara tersebut juga mengatakan bahwa mereka sangat prihatin mengenai dukungan politik, militer atau ekonomi apapun yang mungkin diberikan Russia untuk program senjata ilegal Korut, termasuk senjata penghancur massal.
Korut dan Russia telah memperkuat hubungan militer mereka sejak invasi Moskwa terhadap Ukraina pada Februari 2022.
Para pakar mengatakan bahwa pemimpin Korut, Kim Jong-un, benar-benar ingin memperoleh teknologi canggih dari Moskwa dan pengalaman tempur untuk pasukannya.
Para penandatangan pernyataan itu mengatakan bahwa mereka mengutuk dengan sekuat-kuatnya peningkatan kerja sama militer, termasuk pengerahan pasukan Korut ke Russia untuk diterjunkan di medan tempur dalam melawan Ukraina.
Sebelumnya AS dan Korsel menuduh Korut telah mengirimkan lebih dari 10 ribu tentara ke Russia.
Mereka menambahkan bahwa ekspor misil balistik, peluru artileri dan materi militer lainnya oleh Pyongyang untuk Russia serta pelatihan pasukan Korut oleh Moskwa yang melibatkan senjata, merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
“Kami mendesak DPRK untuk segera menghentikan semua bantuan untuk perang agresi Russia terhadap Ukraina, termasuk dengan menarik pasukannya,” kata pernyataan itu.
Sanksi AS
Pada Senin, pihak Kementerian Keuangan AS mengumumkan sanksi terhadap sembilan orang dan tujuh entitas atas penyediaan dukungan keuangan dan militer kepada Korut, termasuk Golden Triangle Bank dan Korea Mandal Credit Bank.
Di antara mereka yang ditargetkan karena memberikan dukungan militer adalah Ri Chang Ho, seorang jenderal yang disebut-sebut mendampingi pasukan Korut yang dikirim ke Russia.
Kementerian Luar Negeri AS juga menjatuhkan sanksi terhadap tiga pihak yang memiliki hubungan dengan program misil balistik Korut.
“Tindakan pemberian sanksi ini mencerminkan adanya peningkatan provokasi dan sikap bermusuhan militer Korut yang memperburuk ketegangan global dan mengacaukan perdamaian dan keamanan regional,” kata Kementerian Keuangan AS. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap Interpol
- 2 Didakwa Lakukan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap
- 3 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah
- 4 Satu Peta Hutan, Menjaga Ekonomi Sawit dan Melestarikan Hutan
- 5 Kalimantan Selatan Siapkan Jelajah Cagar Budaya