Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
SDM Unggul/USAID Momentum Kemitraan Turunkan Kematian Kelahiran

Kesehatan Ibu Hamil dan Balita Menentukan

Foto : Antara

Tangkapan layar Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam acara Peluncuran Program USAID Momentum Kemitraan Indonesia dan Amerika Serikat yang diikuti pada Youtube Kemenkes RI di Jakarta, Kamis (23/9/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menjaga kesehatan ibu hamil, bayi, dan anak sekolah menentukan melahirkan SDM unggul. Pernyataan ini disampaikan Sekjen Kemkes, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, saat Peluncuran Program USAID Momentum Kemitraan Indonesia dan Amerika Serikat di Jakarta, Kamis (23/9).

Kementerian Kesehatan bekerja sama denganUnited States Agency for International Development (USAID)meresmikan "Program USAID Momentum" dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir di Indonesia. "Kalau kita ingin menuju ke high income country, sumber daya manusia menjadi faktor utama. Untuk itu, menjaga kesehatan ibu hamil, bayi, balita dan anak sekolah menjadi yang utama," katanya.

Ia menjelaskan kerja sama itu dilakukan karena kasus kematian ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Pemerintah Indonesia.

Menurutnya, kematian ibu dan bayi banyak terjadi di rumah sakit. Persentasenya berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2018 mencapai 70 persen. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, dalam peluncuran program peningkatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, di Jakarta, Kamis (23/9).

"Kalau kita melihat data, ada 70 persen ibu dan bayi yang meninggal di rumah sakit," ujarnya. Dia mengatakan, kondisi tersebut perlu menjadi perhatian. Kunta mengatakan, beberapa kondisi harus ditingkatkan untuk menekan kematian ibu dan anak.

Hal tersebut meliputi penguatan penanganan, deteksi dini, dan sistem rujukan di fasilitas pelayanan kesehatan. "Keluarga dan masyarakat juga harus berperan dalam membuat keputusan untuk merujuk ibu dan bayi agar tidak terlambat diobati," tambahnya.

Kunta menyebut, saat ini kondisi pelayanan kesehatan sudah semakin baik. Hal itu terlihat dari persentase persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan. "Ada 84 persen persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan," jelasnya.

Masih Jauh

Lebih jauh, Kunta memaparkan, jumlah kematian ibu dan bayi masih jauh dari terget Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024. Adapun target untuk kematian ibu perbandingannya 183 per sejuta kelahiran. "Sedangkan angka kematian pada tahun 2015 sebanyak 305 per 100.000 kelahiran," jelasnya.

Untuk bayi, target angka kematian dalam RPJMN 2024 sebanyak 16 per seribu kelahiran hidup. Sedangkan untuk angka kematiannya pada tahun 2015 mencapai 24 per seribu kelahiran hidup.

"Kita masih menghadapi tantangan besar. Ini memerlukan upaya-upaya keras untuk bisa mencapai target RPJMN, termasuk angka kematian bayi," tandasnya.

Maka dibutuhkan peningkatan pelayanan primer serta penguatan dan rujukan untuk penanganan gawat darurat yang dimulai dari Puskesmas. Kunta berharap, melalui program tersebut dapat mendukung program nasional untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Kemudian diharapkan melalui USAID Momentum, pemerintah dapat memperkuat kolaborasi mulai dari pemerintah daerah, lintas program, lintas sektor, hingga mitra pembangunan lainnya. Hal itu, termasuk mendampingi daerah meningkatkan kesehatan ibu dan bayi sesuai dengan standar. Juga memberi laporan dan masukan untuk evaluasi demi perbaikan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi di Indonesia. ruf/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top