Kesalahan Google Tidak Berpengaruh pada Kegiatan Bisnis di Riau
Ekonom Universitas Riau Dr. Dahlan Tampubolon SE, MSi.
Foto: IstimewaPEKANBARU– Ekonom Universitas Riau, Dr Dahlan Tampubolon SE, MSi, mengatakan bisnis di Riau tidak berpengaruh terkait kesalahan pada penelusuran Google terhadap nilai tukar rupiah yang menguat ke level Rp8.170,65 per dollar AS pada Sabtu (1/2) sore.
"Karena dalam transaksi yang menggunakan valuta asing, tiap bank sudah menetapkan nilai beli dan nilai jual. Kementerian Keuangan dalam hal pengenaan tarif, bea dan pajak juga sudah memiliki patokan nilai rata-rata," kata Dahlan Tampu Bolon di Pekanbaru, Minggu (2/2).
Menurut dia, contoh bisnis yang selalu menggunakan acuan harga dollar dalam penetapan harga adalah pedagang barang elektronik,misalnya laptop atau handphone. Mereka selalu mengambil acuan di salah satu bank nasional yang mereka percaya untuk menentukan harga jual produknya ke rupiah.
Informasi dari Google, mungkin bersumber dari data yang salah atau penyuntingnya yang kurang cakap sehingga terjadi disinformasi sesaat, ini jelas merugikan masyarakat.
"Apresiasi rupiah yang sangat cepat dari Rp16.200 menjadi Rp8.170 sangat merugikan masyarakat Riau, karena komponen ekspor dalam pembentukan PDRB Riau sangat besar," katanya.
Sementara itu, ekonomi Riau sangat terbuka dan komoditas ekspor banyak diusahakan oleh masyarakat Riau,seperti sawit (dan turunannya), kertas dan pulp, kelapa, dan komoditas lain.
Dia mengatakan jika rupiah menguat sangat tinggi maka harga di pasar global untuk produk-produk tersebut menjadi tidak kompetitif.Beberapa diuntungkan akibat apresiasi rupiah adalah para importir dan pengutang keluar negara, di mana utang mereka dalam bentuk dollar tetap, tapi dalam bentuk rupiah turun drastis.
"BI dalam setiap hari masih mengintervensi harga dollar, baik karena apresiasi rupiah yang kuat maupun depresiasi rupiah yang dalam," katanya.
Dollar saat ini sekitar Rp16.200, kalau rupiah terapresiasi, per satu dollar menjadi Rp15.400 atau terdepresiasi menjadi per satu dollar menjadi Rp17.100 dalam sehari, tentu BI lebih dulu mengintervensi secara hiden atau tersembunyi untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap rupiah.
"Lalu ini per satu dollar kok bisa menjadi Rp8.170,65? Bukan sebuah fenomena, karena pada berbagai situs tidak muncul angka tersebut," tutup Dahlan.
Berita Trending
- 1 Menko Zulkifli Tegaskan Impor Singkong dan Tapioka Akan Dibatasi
- 2 Pemerintah Konsisten Bangun Nusantara, Peluang Investasi di IKN Terus Dipromosikan
- 3 Peneliti Korsel Temukan Fenomena Mekanika Kuantum
- 4 Literasi Jadi Kunci Pencegahan Pinjol Ilegal dan Judol
- 5 Siaga Banjir, Curah Hujan di Jakarta saat Ini Hampir Sama dengan Tahun 2020