Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kesaksian Mengerikan Para Nelayan Saat Sriwijaya Air Jatuh ke Lautan

Foto : Istimewa.
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Seperti biasa saat hari menjelang sore, beberapa nelayan masih melaut di sekitar perairan Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Saat itu, cuaca sedang hujan cukup lebat. Mereka melaut, untuk mencari ikan dan rajungan.

Sampai kemudian, di tengah hujan, saat langit begitu mendung, terdengar bunyi dentuman yang sangat keras. Saking kerasnya, mereka menyangka, ada bom meledak di perairan.

Di kutip dari Antara, Hendrik Mulyadi salah seorang nelayan dari Pulau Lancang, menceritakan kesaksiannya saat dia dan rekannya, sesama nelayan mendengar bunyi dentuman sangat keras yang menghujam laut. Dia, tak menyangka, jika bunyi dentuman itu adalah pesawat Sriwijaya Air yang menghujam lautan.

Ketika itu, usai bunyi dentuman keras terdengar, ombak laut tiba-tiba meninggi. Ketika itu, kata Hendrik, hujan turun dengan cukup deras. Jarak pandang pun terbatas. Dia dan dua rekannya, saat itu tengah ada di kapal pencari rajungan.

"Kami bertiga di tengah laut sedang konsentrasi mengambil bubu (alat penangkap rajungan), tiba-tiba ada seperti kilat ke arah air disusul dentuman keras, puing berterbangan sama air (ombaknya) tinggi sekali, untung kapal saya enggak apa-apa,'' ungkap Hendrik.

Sampai beberapa saat, Hendrik dan dua rekannya, hanya terdiam. Kaget. Dan tidak tahu, apa gerangan yang terjadi. Ia juga tak menduga ada pesawat jatuh. Sebab, tidak ada terlihat pesawat yang menukik ke lautan. Ia hanya mengira, dentuman sangat keras itu bunyi dari ledakan bom.

"Suara mesin nggak ada. Terus saat kejadian nggak kelihatan ada api, hanya asap putih," katanya.

Baru setelah itu, terlihat puing-puing yang berterbangan. Ombak yang tiba-tiba meninggi. Dan, hidungnya mengendus aroma seperti bahan bakar.

Kesaksian nelayan itu dibenarkan pula oleh Kapolres Kepulauan Seribu, AKBP Eko Wahyu. Menurut Eko berdasarkan laporan para nelayan, air laut memang sempat naik setelah terdengar dentuman keras yang diduga itu adalah detik-detik saat pesawat Sriwijaya Air menghujam permukaan laut.

''Pada saat itu hujan lebat di hari H itu sore sore sekitar jam tiga lewat atau sekitar jam 15.30 WIB-15.50 WIB itu nelayan rajungan. Di sebutnya ya itu mendengar suara dentuman keras sekali, terus air naik ke atas 10 sampai 15 meter. Dikira apa ini, bencana, tsunami dan sebagainya. Ternyata setelah air itu naik ada serpihan-serpihan itu diduga ada jatuh kapal, mereka melaporkan Kapospol, kemudian lapor ke Kapolsek. Akhirnya kan kita tindak lanjuti laporan ke atas,'' kata Eko menuturkan kembali kesaksian para nelayan. ags/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top