Kerusuhan Prancis, Pola Kemarahan yang Berulang tanpa Ada Resolusi
Seorang perempuan menggunakan telepon genggam di dekat mobil yang terbakar habis di Sarcelles, pinggiran utara Paris.
Selama 40 tahun terakhir di Prancis, kerusuhan di daerah pinggiran kota didominasi oleh kemarahan kaum muda yang menyerang simbol ketertiban dan negara.
François Dubet, Université de Bordeaux
Meskipun selalu mengejutkan, sejak "révoltes des Minguettes"(pemberontakan Minguettes - di pinggiran timur Lyon) pada tahun 1981, kerusuhan Prancis selalu berulang dengan pola yang sama: warga dibunuh atau terluka parah oleh polisi.
Ini kemudian memicu luapan amarah dari warga di lingkungan yang terdampak dan sekitarnya. Kadang kala, seperti dalam kasus kerusuhan 2005 dan baru-baru ini, amarah meletup dari penduduk lingkungan yang "keras" dan menganggap diri mereka sebagai korban aparat keamanan.
Selama 40 tahun terakhir di Prancis, kerusuhan di daerah pinggiran kota didominasi oleh kemarahan kaum muda yang menyerang simbol ketertiban dan negara, seperti balai kota, pusat kegiatan sosial, sekolah, dan pusat-pusat bisnis.
Kemarahan akan kekosongan kelembagaan
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya