Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Kerusuhan di Belarusia

Foto : AFP/Sergei GAPON

Sejumlah demonstran melakukan aksi unjuk rasa di hadapan polisi di Ibu Kota Minsk setelah pelaksanaan pemilihan presiden berakhir pada Minggu (9/8). Demonstran yang mendukung oposisi ini menyatakan bahwa ada kecurangan dalam pelaksanaan pilpres ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Russia, Vladimir Putin, tidak tinggal diam menghadapi campur tangan AS dan Uni Eropa itu. Kremlin membentuk pasukan polisi cadangan untuk mengamankan dan mendukung keterpilihan Lukashenko. Pasukan itu akan menjadi pemukul akhir bila kerusuhan tidak terkendali di Belarusia.

Negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pimpinan Amerika Serikat pun tidak tinggal diam. Mereka meningkatkan pertahanan di perbatasan. Respons Russia akan menjadi penentu apakah konflik Belarusia akan berubah menjadi medan pertempuran atau tidak.

Keterlibatan dua kekuatan global ini menandakan bahwa konflik di dalam negeri Belarusia sebenarnya bukan konflik antarpemilih semata. Konflik internal itu mengarah kepada suksesi kepemimpinan.

Apa yang dialami di Belarusia sebenarnya sama seperti yang dialami negara bekas pecahan Uni Soviet, mulai Russia hingga Turkmenistan, dari Ukraina hingga Uzbekistan. Tidak ada transisi suksesi damai di antara negara-negara bekas Uni Soviet. Negara yang masih muda itu memandang bahwa kelompok yang berani melawan, maka akan menghadapi tiga pilihan, yakni kematian, penjara, atau pengasingan.

Keterlibatan AS bersama sekutunya dan Russia telah menyebabkan konflik di Belarusia itu mengarah menjadi konflik global. Apalagi itu terjadi saat pandemi virus korona yang masih mewabah di seluruh dunia.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top