Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Kerja Sama KBRI Kazakhstan dengan UNY

Foto : Istimewa

KBRI membantu UNY membuat memorandum of understanding dengan lima universitas di Kazakhstan dengan lima guru besar.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - KBRI berhasil membantu Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat memorandum of understanding dengan lima universitas di Kazakhstan dengan lima guru besar.

Menurut siaran persnya, lima universitas itu adalah Suleyman Demirel University, Academy of Science of the Republic of Kazakhstan, National Research Technical University, Al Faraby Kazakh National University dan Turan Astana University.

Terima kasih pada UNY yang telah mengembangkan kerja sama dengan Asia Tengah. Hal ini dikatakan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Kazakhstan dan Republik Tajikistan, Mochammad Fadjroel Rachman dalam acara penandatanganan dokumen kerja sama antara KBRI Kazakhstan dan Tajikistan dengan UNY di Rektorat, Kamis (26/1).

Lebih lanjut Fadjroel Rachman mengatakan setelah MoU antara universitas juga perlu bentuk kerja sama antar KBRI.

"Dalam bentuk implemented agreement, di mana di sini kerja sama telah sampai pada titik yang paling teknis," katanya.

Dubes RI berharap dengan ini KBRI dapat mengembangkan kerjasamanya dengan fakultas dan jurusan di UNY sehingga akan lebih baik lagi. Sehingga akan lebih banyak mahasiswa dari Kazakhstan dan Tajikistan yang studi lanjut di UNY.

Menurut pria kelahiran Banjarmasin 17 Januari 1964 tersebut saat ini telah ada 20 mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Kazakhstan dengan beasiswa dari Pemerintah Kazakhstan.

Fadjroel Rachman menargetkan tahun ini ada 100 mahasiswa Indonesia yang studi lanjut di Kazakhstan. Dubes RI berkeinginan agar kerja sama UNY dengan Kazakhstan dapat diperluas juga dengan Tajikistan sehingga para dosen dapat berbagi ilmu dengan sejawatnya di sana.

Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana FISIP Universitas Indonesiatersebut memaparkan di Kazakhstan terdapat 129 universitas di mana 33 di antaranya adalah universitas negeri, 92 universitas swasta dan 4 universitas asing.

Peluang kerja sama dengan universitas-universitas di Kazakhstan masih terbuka luas untuk UNY. Kegiatan kerja sama yang bisa dilakukan, di antaranya pertukaran mahasiswa, beasiswa S1, S2 dan S3, serta visiting professor.

Duta Besar juga mengungkapkan pada kunjungan delegasi UNY yang dipimpin Prof. Siswantoyo yang saat itu menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama ke Kazakhstan, telah dirintis pengembangan budaya pencak silat yang hingga saat ini telah ada 4000 pendekar pencak silat di Kazakhstan dan 500 di Tajikistan.

"Kazakhstan dan Tajikistan pada dasarnya menyukai martial art," kata Fadjroel Rachman.

Menurutnya masyarakat kedua negara ini menyukai film The Raid yang dibintangi Iko Uwais sehingga membuat pencak silat berkembang pesat selama 2 tahun terakhir.

Duta Besar juga mendorong masyarakat mengikuti lomba pencak silat tingkat dunia di Melaka dan berhasil meraih 1 perak dan 1 perunggu, serta kejuaraan Asia di Mumbai mendapatkan 1 perak.

Direncanakan kontingen dua negara ini juga akan ikut kejuaraan Asia dan internasional di Jakarta. Fadjroel Rachman berkeinginan membenahi pencak silat mereka yang selama ini dipelajari dari YouTube dengan mendatangkan pelatih dari Indonesia khususnya UNY.

Menurut Fadjroel Rachman, telah ada pembicaraan dengan Prof. Siswantoyo agar dalam waktu setahun ke depan dapat dikirim dosen dan mahasiswa untuk residensi di Kazakhstan selama 1 atau 3 bulan untuk membenahi pencak silat ini, karena dalam pencak silat ada unsur pertarungan, budaya namun juga ada unsur kesehatan.

Pada saat ini di Kazakhstan telah berdiri pencak silat corner pertama di dunia yang akan didorong menjadi museum, sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo agar pencak silat harus menuju olimpiade.

Fadjroel Rachman juga menginformasikan tahun ini adalah peringatan 30 tahun hubungan Indonesia - Kazakhstan dan tahun depan peringatan 30 tahun hubungan Indonesia - Tajikistan yang akan diselenggarakan sejumlah kegiatan sepanjang tahun dan mengundang UNY untuk terlibat didalamnya.

Direncanakan ada kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing di Kazakhstan, pelatihan seni budaya, dan sebagainya sehingga diharapkan semua fakultas di UNY dapat bekerjasama dengan KBRI untuk internasionalisasi di Asia Tengah.

Rektor UNY Prof. Sumaryanto mengatakan pada beberapa waktu lalu Dubes RI di Kazakhstan berkenan memberikan stadium generale bagi dosen, tendik dan mahasiswa UNY.

"Biasanya kami mendengarkan paparan beliau lewat media, pada saat ini beliau berkenan hadir untuk memberikan eksplorasi tentang tata kelola negara yang akan diwujudkan berupa keadilan bagi kita semua," kata Rektor.

Kerja sama ini akan terus difollow-up dan akan terus dilakukan. UNY siap menerima mahasiswa dari Kazakhstan dan Tajikistan untuk studi lanjut S1, S2 maupun S3 dan siap mengirimkan dosen, tendik dan mahasiswa untuk studi lanjut atau pertukaran mahasiswa.

Salah satu mahasiswa UNY asal Kazakhstan, Bolatbek Mukhtaruly mengatakan pilihannya ke UNY karena inngin belajar tentang seni dan budaya yang ada di Yogyakarta. "Saya telah mempelajari tentang seni di Kazakhstan," katanya.

Mahasiswa Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya tersebut mempunyai kawan mahasiswa Indonesia di negaranya yang merekomendasikan untuk belajar tentang seni di Yogyakarta, dan Bolatbek memilih UNY sebagai tempat belajarnya.

Dalam kesempatan ini Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan menandatangani dokumen Kerjasama dengan Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya dan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top