Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lingkungan Hidup I Tahun 2030 Ditargetkan Mencapai 50 Persen

Kerja Sama Dua Lembaga untuk Menekan Emisi

Foto : ANTARA/Ahmad Wijaya

Sebuah bus listrik parkir di Jalan Medan Merdeka Selatan menunggu penumpang.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Berbagai pihak saat ini terus mengupayakan agar Jakarta berada dalam emisi nol bersih (net zero emission). Hal ini antara lain diupayakan Transjakarta bekerja sama dengan WRI Indonesia. Mereka mendukung upaya pemerintah pusat dan DKI Jakarta menuju emisi nol bersih.

Mereka terus melakukan berbagai inovasi dan aksi untuk lingkungan berkelanjutan #BersihBerdayaBestari. Sinergi kedua lembaga tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang peluncuran "E-bus Emission Tool". Ini adalah perangkat pengukuran emisi bus listrik yang diselenggarakan di Halte CSW, Jakarta Selatan.

Sinergi ini didukung CarbonEthics yang membantu Transjakarta menuju emisi nol bersih dengan restorasi ekosistem karbon biru melalui penanaman mangrove di pesisir. Proses penandatanganan disaksikan Wakil Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syaripudin, Komisaris Utama PT Transportasi Jakarta, Untung Budiharto.

Penandatanganan dilakukan Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza, Country Director WRI Indonesia Nirartha Samadhi, dan CEO CarbonEthics Agung Bimo Listyanu. "Sebagai BUMD Jakarta sektor transportasi, Transjakarta berperan penting mencapai net zero emission. Tahun 2030 ditargetkan mencapai 50 persen," ujar Welfizon Yuza seperti dikutip jakartagoid, di Jakarta, Kamis (20/7).

Transjakarta bersama WRI Indonesia mengadakankick offkolaborasi net zero emission. Mereka mengusung tema "Transjakarta Route to Net Zero". Harapannya, memperkenalkan program #BersihBerdayaBestari serta mengajak para mitra operator, APM, dan masyarakat terlibat di dalamnya.

Welfizon menyampaikan subsektor transportasi menyumbang 27,91 persen emisi gas rumah kaca dari total emisi karbon sektor energi sebesar 135 Gg ton CO2eq (KLHK, 2021). "Untuk mencapai target, Transjakarta bersama mitra akan mengembangkan peta jalan net zero emission Transjakarta 2060 sebagai program utama #BersihBerdayaBestari mulai tahun ini," katanya.

Strategi Reduksi

Dia menambahkan, perusahaan akan mempersiapkan strategi reduksi emisi karbon dancarbon offsetyang berlandaskan Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Jakarta Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara. "Saat ini yang telah dijalankan adalah kebijakan lingkungan hidup berbasis pembangunan rendah karbon. Salah satu strateginya menggunakan bus listrik sebagai moda angkutan umum Jakarta," tandas Welfizon.

Nirarta Samadhi mengapresiasi kepercayaan yang diberikan Transjakarta dalam mendukung upaya transformasi menuju net zero emissionlewat program #BersihBerdayaBestari. Dia melihat potensi signifikan dari upaya elektrifikasi bus Transjakarta sebagai bagian dari aksi konkret menujutarget tersebut.

WRI Indonesia juga turut mendorong warga Jakarta beralih ke transportasi publik. Ini terutama yang memanfaatkan energi bersih untuk memasifkan pengurangan emisi sektor transportasi. "Berdasarkan hitungan E-Bus Emission Tool yang telah dikembangkan bersama Transjakarta, ada perbedaan emisi penggunaan motor pribadi dan bus listrik sebesar 0,48 kilogram CO2 per perjalanan," tandasnya.

Untuk diketahui, WRI adalah lembaga kajian independen yang fokus pada pembangunan sosio-ekonomi nasional secara inklusif dan berkelanjutan. Warga Jakarta juga dapat ikut serta dalam upaya berkelanjutan ini. Caranya seperti menanam pohon mangrove bersamaCarbonEthicsdan Transjakarta dengan mengaksesbit.ly/BersihBerdayaBestari.

Pohon mangrove yang ditanam akan melestarikan ekosistem karbon biru dan memberdayakan masyarakat lokal pesisir.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top