![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Kerja Keras, RI Berkomitmen Kurangi Angka Gizi Buruk Jadi Kurang dari 7 Persen
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Dida Gardera menyampaikan komitmen Indonesia untuk mengurangi prevalensi gizi buruk pada anak dalam Global Food Security Summit 2023 di London, Inggris, pada Senin (20/11/2023).
Foto: ANTARA/HO-Kemenko PerekonomianJakarta - Kerja keras, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Dida Gardera menyampaikan komitmen Indonesia untuk mengurangi prevalensi gizi buruk pada anak dari 10,2 persen pada 2018 menjadi kurang dari 7 persen pada 2024.
Hal itu ia sampaikan dalam forum Global Food Security Summit 2023 di London, Inggris, Senin (20/11).
"Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam memerangi malnutrisi selama dua puluh tahun terakhir. Angka stunting pada balita turun dari lebih dari 40 persen pada 2000 menjadi di bawah 30 persen pada 2022," kata Dida di Jakarta, Jumat.
Dida juga menekankan kembali pentingnya kerja sama antar bangsa dan berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam menghilangkan kelaparan dan mengakhiri malnutrisi, khususnyachild wasting.
Sebagai informasi,child wastingadalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan.
Menurut Dida, dunia perlu mendorong perubahan jangka panjang terhadap kelaparan dan malnutrisi. Dukungan seluruh pihak diperlukan guna meningkatkan ketahanan pangan dengan mengembangkan tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim dan meningkatkan pendanaan untuk mengatasi malnutrisi anak yang sudah cukup memprihatinkan.
Masyarakat internasional didesak segera mengatasi penyebab utama kerawanan pangan, membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan segera bertindak untuk mencegah krisis pangan dan kekurangan gizi.
"Perubahan iklim, konflik, dampak jangka panjang COVID-19, dan dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap pasokan pangan global merupakan pendorong utama kerawanan pangan. Banyak anak dalam keadaan lapar dan kurang gizi," ujar Dida.
Adapun Global Food Security Summit menyerukan persatuan untuk mengubah dan mencari solusi dan mengatasi kelaparan dan malnutrisi. Ilmu pengetahuan mutakhir dan kemitraan inovatif akan membantu negara-negara menciptakan dunia yang lebih sehat, aman, dan sejahtera bagi manusia terutama anak-anak dan perempuan.
Global Food Security Summit 2023 secara resmi dibuka oleh Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak dan ditutup oleh Menteri Luar Negeri David Cameron.
Di sela-sela summit, dalam berbagai kesempatan Indonesia juga dipuji terkait kebijakan penanganan pandemi COVID-19 yang tetap mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Leyton Orient Berharap Kejutkan City
- 2 PPATK Koordinasi ke Aparat Penegak Hukum terkait Perputaran Uang Judi Online Rp28,48 Triliun Jadi Aset Kripto
- 3 Diduga Terlibat Pemerasan, AKBP Bintoro Dipecat dari Polri
- 4 Ini Lima Kunci Sukses Iklan Video di YouTube
- 5 Rencana Perpusnas Mengurangi Jam Operasional Batal
Berita Terkini
-
Sambut Valentine, Reza Arfandy Lepas Single Debut Solo Perdana Bertajuk "Perfect"
-
Pertamina Bawa UMKM Tempe Asal Sukabumi Mendunia
-
Ketua Dewan Pembina SOKSI, Bamsoet: Rapat Pleno Diperluas SOKSI Tetapkan Munas XII SOKSI Digelar 20 Mei 2025
-
Rayakan Perbedaan dan Keberagaman, Bintang Hadirkan Instalasi Imersif ‘Bintang Dunia Tanpa Syarat’
-
Patrick Kluivert Kasih Masukan untuk Jersey Terbaru Timnas Indonesia