![Kerja Keras, BKKBN: Program Kemandirian Pangan Dorong Penurunan Stunting di Sumsel](https://koran-jakarta.com/images/article/kerja-keras-bkkbn-program-kemandirian-pangan-dorong-penurunan-stunting-di-sumsel-230627234118.jpeg)
Kerja Keras, BKKBN: Program Kemandirian Pangan Dorong Penurunan Stunting di Sumsel
![Kerja Keras, BKKBN: Program Kemandirian Pangan Dorong Penurunan Stunting di Sumsel](https://koran-jakarta.com/images/article/kerja-keras-bkkbn-program-kemandirian-pangan-dorong-penurunan-stunting-di-sumsel-230627234118.jpeg)
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wadoyo menjawab pertanyaan wartawan, seusai jadi pembicara sosialisasi penurunan stunting kepada 1.200 Bidan di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (27/6/2023).
BKKBN mencatat angka prevalensi stunting di Sumsel saat ini sebesar 18,6 persen atau turun sebesar 6,2 persen dibandingkan pada tahun 2022 sebesar 24,8 persen.
Angka prevalensi tersebut didapatkan berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilangsungkan di setiap 17 kabupaten/kota di Sumsel.
"Penurunan 6,2 persen ini sangat drastis, angka itu merupakan yang tertinggi nasional untuk tahun ini," kata dia, didampingi Kepala BKKBN Sumsel Mediheryanto.
Kendati demikian, Hasto mengingatkan pemerintah daerah tidak boleh berpuas diri atas keberhasilan tersebut melainkan justru harus lebih menggelorakan lagi upaya penurunan stunting ini.
Adapun upaya tersebut di antaranya membuka sebesar-besarnya partisipasi lembaga atau instansi termasuk swasta bahkan perorangan dalam gerakan ini.
Sehingga dengan semakin besar partisipasi itu maka target angka kasus stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 dapat terealisasi, kata dia.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya