Kereta Maglev Persingkat Perjalanan Jarak Jauh di Tiongkok
Foto: STR / AFPNegeri Tiongkok pada Selasa (20/7) meluncurkan kereta cepat berteknologi magnetically levitated (maglev). Kereta melayang ini dapat melesat hingga kecepatan 600 kilometer per jam. Dengan kecepatan tersebut. waktu tempuh Shenzhen - Shanghai yang berjarak 1.435 kilometer hanya perlu waktu 2,5 jam saja.
Kereta tercepat di dunia saat ini diluncurkan dari perakitan di Qingdao, Provinsi Shandong, Tiongkok timur. Kereta yang prototipe diperkenalkan pada Oktober 2020 itu untuk dirancang untuk mempercepat mobilitas dan membangun kekuatan sosialis modern.
Teknologi kereta melayang tanpa menyentuh rel ini dihadirkan untuk mengisi celah kosong antara kereta berkecepatan tinggi berbasis rel konvensional dengan pesawat terbang. Masing-masing moda transportasi itu memiliki kecepatan rata-rata 350 kilometer per jam dan 800 kilometer per jam.
Pembuatan kereta maglev dan pembangunan jalur secara luas diharapkan dapat mendukung jaringan transportasi komprehensif Tiongkok pada 2035. Sebagai kendaraan darat tercepat, maglev menjadi solusi terbaik berkecepatan tinggi untuk jarak rata-rata 1.500 kilometer.
"Kereta maglev baru menampilkan sejumlah terobosan dan kemajuan teknologi. Sistem pengereman 30 persen lebih efisien dengan jarak pengereman berkurang dari sekitar 16 kilometer menjadi 10 kilometer," tulis CRRC Qingdao Sifang Rolling Stock Research Institute (CRRC SRI) kepada Global Times.
Selain sistem pengereman, CRRC SRI menyediakan sistem coupler terbaru, sistem antigetaran, sistem kelistrikan, sistem informasi penumpang (PIS), dan komponen inti lainnya. Khusus untuk pembuatan kutub magnet pengereman dengan pusaran air yang canggih, CRRC menghabiskan waktu pengembangan selama 19 bulan.
Sistem catu daya (power supply) memainkan peran penting dalam pengoperasian kereta maglev yang aman. Saat kecepatan melebihi 100 kilometer per jam, catu daya non-kontak diadopsi. Sistem penerima kereta yang dikembangkan oleh CRRC SRI memiliki kemampuan beradaptasi lingkungan yang baik, dapat bekerja pada suhu -25 hingga 45 derajat Celsius.
"Para peneliti mengembangkan coupler artikulasi untuk kereta dengan menggunakan paduan modifikasi logam aluminium sebagai bagian struktural utama, yang memastikan bahwa gerakan relatif antara gerbong kereta kurang dari 1 milimeter," papar pemimpin proyek coupler di CRRC SRI, Jiang Yulong.
Jiang mengatakan, panjang coupler hanya 280 milimeter dan beratnya kurang dari 30 kilogram, untuk memenuhi persyaratan spasial yang sangat tinggi dari kereta maglev.
Sementara untuk menjamin kelancaran telekomunikasi selama perjalanan sinyal WiFi dihadirkan dengan teknologi jaringan 5G, selain itu para penumpang dapat mengisi baterai ponsel mereka secara nirkabel.
Realisasi Teknologi
Proyek maglev dimulai pada Oktober 2016, dengan kendaraan prototipe berhasil dikembangkan pada 2019 dan melakukan uji coba pada Juni 2020. Kereta maglev ini dapat dikonfigurasi dalam rangkaian 2 hingga 10 gerbong. Masing-masing gerbong mampu menampung hingga lebih dari 100 penumpang, tergantung kebutuhan.
"Realisasi teknologi yang sepenuhnya independen dan dapat dikendalikan dapat secara signifikan mengurangi biaya penerapan teknologi, dan akan memfasilitasi aplikasi skala besar," kata dosen Fakultas Arsitektur di Universitas Teknologi China Selatan, Zhang Xiaoxing.
Sebelumnya Shanghai, pusat keuangan Tiongkok adalah satu-satunya kota di Tiongkok yang mengoperasikan jalur maglev komersial berkecepatan tinggi. Layanan kereta maglev dengan teknologi Jerman di kota itu dapat mencapai kecepatan 430 kilometer per jam, menghubungkan pusat kota Shanghai dengan kota bandara Pudong.
Direktur Institut Penelitian Transportasi Universitas Tsinghua, Lu Huapu, mengatakan pengembangan sistem transportasi berkecepatan tinggi membantu negeri itu mewujudkan "jaringan transportasi nasional 123" yang diusulkan dalam pedoman nasional.
"Sistem transportasi maglev dapat sangat meningkatkan kualitas dan efisiensi transportasi dan mengubah karakteristik lokasi ekonomi dan geografis serta daya saing regional," kata Lu.
Para analis mengatakan, jaringan kereta cepat maglev akan membantu mengkonsolidasikan posisi terdepan Tiongkok dalam teknologi kereta api berkecepatan tinggi dan sangat penting untuk mempromosikan pengembangan dan peningkatan industri terkait.
Sistem transportasi maglev akan digunakan pertama kali antara Guangzhou-Shenzhen-Hong Kong dan Shanghai-Hangzhou. Hal ini karena di sepanjang rute tersebut terdapat banyak klaster kota berkualitas tinggi.
Seorang profesor di Universitas Jiaotong Beijing, Tetapi Zhao Jian, mengatakan bahwa tidak mungkin mengekspor kereta maglev Tiongkok dan teknologi yang relevan dalam waktu dekat, karena banyak negara kurang memiliki skala ekonomi yang cukup untuk membuat jalur maglev menguntungkan. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 2 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di Bundesliga
- 3 Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- 4 Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- 5 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng