Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Keren Terobosan Ini, Bangka Selatan Kembangkan Maggot Jadi Pakan Unggas

Foto : ANTARA/Ahmadi

Pemkab Bangka Selatan kembangkan maggot jadi pakan unggas, Selasa (2/1/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

Toboali - Keren terobosan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mendorong para pembudidaya mendaur ulang sampah menjadi maggot dan dikembangkan sebagai pakan alternatif bagi peternak unggas.

"Saat ini maggot sudah tersedia di Tempat Pengolahan Sampah Reuse - Reduce dan Recycle (TPS3R) di Desa Rias, Kecamatan Toboali dan para peternak terus kami dorong mengembangkan maggot jadi pakan ternak," kata Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangka Selaran Gitto Arsyad, di Toboali, Selasa.

Ia menjelaskan, maggot merupakan larva (berupa ulat) dari jenis lalat Black Soldier Fly atau disebut lalat BSF.

"Maggot ini sangat baik sekali bagi para pembudidaya maupun para peternak unggas, karena di dalam maggot banyak terkandung protein, lemak, asam amino esensial serta mineral," ujarnya pula.

Maggot bisa menjadi pakan alternatif bagi para pembudidaya dan peternak unggas, karena produksi maggot ini sangat mudah.

"Maggot sebagai makanan tambahan pada hewan ternak ini bernilai ekonomis, karena budi daya maggot sangat mudah dan tidak menimbulkan bau menyengat," ujar dia lagi.

Di Toboali, budi daya maggot ini sudah ada di TPS3R Dusun Sukamaju Desa Rias, dengan harga yang terjangkau dan bervariasi.

Untuk maggot basah harganya sekitar Rp8 ribu-Rp10 ribu per kilogram, dan untuk maggot kering bisa Rp80 ribu-Rp120 ribu per kilogram.

"Untuk harga maggot bervariasi, ada yang basah dan kering bahkan pada hari ini TPS3R telah menghasilkan produksi sekitar 20 kilogram maggot," ujar Gitto.

Pemanfaatan TPS3R ini mendapatkan penghasilan tambahan bagi para pekerja yakni bisa membudidayakan maggot yang memang sangat baik bagi sumber makanan terhadap pembudidaya maupun peternak unggas.

Pengolahan sampah menjadi maggot, juga bagian dari upaya pemerintah daerah untuk menekan volume sampah yang dibuang ke TPA, sekaligus mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat.

Melalui sistem pengolahan ini, sampah organik tidak harus diangkut ke TPA yang sudah kelebihan kapasitas, sehingga volume sampah bisa dikurangi.

Selain bernilai ekonomi tinggi, maggot juga bisa menjadi solusi mengurangi sampah organik karena maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh hingga nanti siap dipanen.

Maggot bahkan mampu mengubah material organik menjadi biomassanya, beda dengan jenis lalat biasa karena larva yang dihasilkan bukan larva yang menjadi medium penularan penyakit.

Maggot juga memiliki kemampuan mengurai sampah organik satu hingga tiga kali lipat dari bobot tubuhnya selama 24 jam bahkan bisa sampai lima kali lipat.

"Bahkan kepompong maggot juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sehingga tidak menjadi sampah baru," katanya lagi.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top