Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Keren Kebijakan Ini, Polres Bantul Bangun Patung Kuda Lumping Bahan Knalpot Sitaan Polisi

Foto : ANTARA/HO-Humas Polres Bantul

Patung kuda lumping dari bahan knalpot brong yang dibangun Polres Bantul, DIY, bersebelahan dengan Tugu Adipura Bantul, DIY, Jumat (31/3/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Untuk mengingatkan warga, Polres Bantul membangun patung kuda lumping dengan bahan knalpot sitaan polisi.

Bantul - Keren kebijakan ini. Kepolisian Resor Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun patung kuda lumping dari bahan knalpot tak sesuai dengan standar pabrikan atau brong hasil sitaan petugas satuan lalu lintas (satlantas) setempat.

Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan bahwa patung kuda lumping yang tersusun dari ratusan knalpot tidak standar yang letaknya bersebelahan dengan Tugu Adipura Bantul itu sebagai sarana edukasi masyarakat.

"Kami menyita knalpot bising ini karena melanggar aturan dan mengganggu kenyamanan dan ketertiban masyarakat," kata Kapolres dalam keterangan pers Kasi Humas Polres di Bantul, Jumat.

AKBP Ihsan menjelaskan bahwa patung itu sebagai monumen peringatan kepada masyarakat bahwa ada larangan penggunaan knalpot brong.

Menurut dia, knalpot brong masuk dalam pelanggaran lalu lintas karena tidak memenuhi persyaratan teknis laik jalan.

Selain disita, pemilik knalpot brong juga bisa dikenai sanksi 1 bulan penjara atau denda Rp250 ribu.

Ia berharap keberadaan patung knalpot brongini meningkatkan kesadaran pengguna jalan agar tidak melanggar aturan.

"Ide pembangunan patung kuda lumping berbahan knalpot brong itu muncul saat melihat banyaknya knalpot bronghasil sitaan," kata Kapolres.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana menambahkan bahwa pemilihan patung kuda lumping ini sesuai dengan kebudayaan masyarakat Jawa yang ada di Bantul, yang masih mempertahankan kesenian kuda lumping.

"Monumen itu untuk pengingat agar terus membudaya. Maka,dipilihlah bentuk kuda lumping. Kesenian yang juga kerap disebut jatilan atau jaran kepang oleh masyarakat Jawa ini, menampilkan sekelompok prajurit sedang menunggang kuda yang merefleksikan semangat heroisme," katanya.

Oleh karena itu, dia berharap semua pihak untuk menjaga dan merawat patung tersebut.

"Semoga patung kuda lumping ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bijak dan santun dalam berkendara," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top