Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Keren, Collaboreight SMAN 8 Angkat Cerita dari Maluku

Foto : Istimewa

Collaboreight SMAN 8 digelar di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), pada Selasa (20/6) malam mengambil kisah Kalesang Larat.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Setelah sempat melakukan pagelaran secara online karena pandemi Covid-19 selama tiga tahun, collaboreight dari SMAN 8 Jakarta kembali digelar secara offline di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), pada Selasa (20/6) malam. Kali ini mengambil kisah Kalesang Larat, yang merupakan cerita dari daerah Maluku.

Pembina Kesenian SMAN 8, Reza Fajrin Wijayakusuma menjelaskan collaboreight adalah program kerja dari ekstrakurikuler kesenian SMAN 8 Jakarta, yang menggabungkan dari seluruh divisi unsur kesenian yang ada. Seperti kesenian modern dan tradisional dengan konsep utamanya adalah drama musikal. Ini merupakan kegiatan rutin tahunan, dan ini merupakan kegiatan yang ke 19.

"Seperti yang diketahui jika collaboreight selalu mengangkat tema kebudayaan atau cerita nusantara yang diangkat dari kisah adat daerah di Indonesia. Untuk tahun ini yang diangkat adalah cerita dari Maluku yang berjudul Kalesang Larat," kata Reza di Jakarta,Selasa (20/6) malam.

Pada collaboreight kali ini, tambahnya, untuk semuanya merupakan peran serta dari siswa dan siswi, mulai dari penulis cerita, pencipta lagu, musisi, pemain, dan panita semua dari siswa. Sedangkan untuk pelatih diambil dari luar, namun hanya untuk mengarahkan atau mengenalkan seni pertunjukan kepada siswa.

Reza menjelaskan sinopsis cerita ini berawal dari sebuah kerajaan yang sejahtera dan kaya raya, lalu di sebuah desanya tinggal seorang putri yang merupakan keturunan raja yang terkena karma karena perbuatan yang salah terhadap orang lain. Dia terkena kutukan, pesan moral dari cerita ini adalah ketika diberikan tanggung jawab yang besar maka harus menjalaninya dengan baik, dan tidak boleh menyepelekan adat istiadat. Karena setiap tempat pasti menjunjung tinggi budaya yang ada.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top