Minggu, 27 Okt 2024, 15:52 WIB
Keraton Kasepuhan Hadirkan Museum 'Cave AI' untuk Wisata Sejarah
Pengunjung saat melihat cuplikan film tentang Sultan Matangaji yang ditampilkan di dalam Museum Cave AI Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (26/10).
Foto: ANTARA/Fathnur RohmanCirebon --Keraton Kasepuhan di Cirebon, Jawa Barat, menghadirkan destinasi baru berupa MuseumCave Artificial Intelligence(AI), yang dikembangkan untuk memberikan pengalaman belajar sejarah lebih menarik dan interaktif bagi wisatawan saat mengunjungi keraton tersebut.
Patih Anom Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Muhammad Nusantara, di Cirebon, Sabtu, mengatakan museum ini mengandalkan kecerdasan buatan serta teknologi visualisasi canggih untuk memperkenalkan sejarah Cirebon dengan cara yang lebih mudah dipahami.
"Museum Cave AI ini merupakan hasil kerja sama antara Keraton Kasepuhan dengan berbagai pihak, termasuk Telkom University dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)," katanya pula.
Ia menyebutkan kehadiran museum ini, diyakini sebagai bentuk nyata pemanfaatan teknologi untuk memperkaya daya tarik wisata budaya di Indonesia, utamanya di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Menurutnya, fasilitas ini diharapkan tidak hanya menarik minat wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan asing yang ingin memahami lebih dalam tentang sejarah Cirebon.
Teknologi kecerdasan buatan yang diterapkan, kata dia, memungkinkan berbagai informasi sejarah Cirebon untuk divisualisasikan dengan cara yang lebih menarik dan mudah dicerna.
Dengan kemajuan teknologi ini, Museum Cave AI menyediakan wahana bagi pengunjung untuk menyaksikan rekonstruksi sejarah dalam bentuk film pendek terkait salah satu tokoh penting dalam sejarah Cirebon yaitu Sultan Matangaji.
Selain itu, dia menguraikan penggunaan teknologideep learningjuga membantu pihaknya dalam menciptakan ilustrasi wajah Sultan Matangaji secara akurat.
Adapun metodenya, yakni dengan mempelajari data karakter wajah dari sumber-sumber yang tersedia dan melakukan pemodelan ulang sesuai dengan fakta sejarah.
"Proses rekonstruksi ini juga melalui berbagai tahapan verifikasi data dan pengkajian dokumen untuk memastikan akurasi sejarah," ujarnya pula.
Dia menyatakan teknologi semacam ini bisa dikembangkan dan diaplikasikan pada destinasi wisata sejarah lainnya, khususnya di keraton sebagai daya tarik tambahan.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hariyanto sangat mendukung proyek ini, karena menjadi langkah positif dalam memperkuat atraksi wisata di Indonesia.
Ia menilai kehadiran museum berbasis teknologi ini, menjadi contoh konkret bagaimana atraksi di sektor wisata budaya bisa ditingkatkan dengan dukungan teknologi modern.
Hariyanto mengemukakan Indonesia memiliki potensi besar di sektor pariwisata budaya dan alam, tetapi tantangan ke depan adalah bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan daya saing dengan negara lain.
"Ini adalah wujud konkret penguatan atraksi untuk memastikan para pengunjung, wisatawan merasakan pengalaman dan sensasi yang berbeda. Memiliki nilai tambah dari edukasi maupun pengenalan teknologi informasi termasuk AI," katanya pula.
Kehadiran Museum Cave AI, kata dia lagi, memberikan nilai tambah bagi pariwisata Indonesia, karena pengunjung tidak hanya menikmati keindahan situs budaya dan sejarah, tetapi juga mendapatkan wawasan yang edukatif.
"Daya tarik untukvisitor experiencekita mengenalnya. Itu belum banyak dilakukan oleh para pihak di destinasi pariwisata, kita boleh berbangga, Indonesia secara khususnya Cirebon, memiliki potensi wisata budaya yang kuat, termasuk wisata alamnya," katanya lagi.
Kemenparekraf melihat Museum Cave AI di Keraton Kasepuhan Cirebon sebagaimilestoneatau pencapaian penting, yang dapat menjadi percontohan bagi destinasi wisata lain di Indonesia, khususnya keraton-keraton lain yang memiliki sejarah panjang.
"Di museum ini. Kami berbangga, Cirebon menginisiasi dengan dukungan berbagai pihak, khususnya Telkom University, ini adalah milestone. Kami berharap ini, terus dikembangkan," katanya pula.
Ia menambahkan museum ini menjadipilot projectdalam penerapan teknologi AI di sektor pariwisata budaya. Melalui dukungan pemerintah dan sektor swasta diharapkan dapat memperluas inovasi serupa ke berbagai wilayah di Indonesia.
"Tantangannya bagaimana project ini terus dikembangkan, dan Cirebon leading di sini, menjadi pilot project, bersama dengan kami Kemenparekraf siap mendukung dan memastikan program ini agar berjalan dengan baik," ujar dia lagi.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- AS Laporkan Kasus Flu Burung Pertama pada Anak
- Jonatan dan Sabar/Reza Tantang Unggulan Tuan Rumah di Semifinal China Masters 2024
- Christian Sugiono Bangun Luxury Glamping di Tepi Danau
- KKP Perkuat Kerja Sama Ekonomi Biru dengan Singapura
- Berkaus Hitam, Pasangan Dharma-Kun Kampanye Akbar di Lapangan Tabaci Kalideres, Jakarta Barat