Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kepulauan Faroe

Kepulauan Faroe, Tanah Domba yang Kaya Ikan

Foto : AFP/ Jonathan NACKSTRAND
A   A   A   Pengaturan Font

Tanahnya yang berumput, cocok untuk penggembalaan domba membuat dinamakan Faroe. Namun penghasilan utama masyarakatnya berasal dari perikanan tangkap dari lautnya yang kaya.

Kepulauan Faroe adalah sekelompok pulau di Samudra Atlantik Utara. Letaknya berada di 320 kilometer utara-barat laut Skotlandia. Sedangkan dari Norwegia jaraknya sekitar 580 kilometer, serta 430 kilometer dari Islandia.

Ada banyak tanah yang cocok untuk penggembalaan domba dan hewan peliharaan lainnya. Itulah mengapa pulau ini dinamakan dengan Faroe atau dalam bahasa setempat disebutFøroyar. Kata ini secara harfiah berarti Kepulauan Domba. Tebing pulaunya dihuni ribuan burung laut. Lautnya berlimpah dengan ikan, paus, dan mamalia lain.

Pada 1380 mahkota Norwegia dan Denmark dipersatukan karena alasan dinasti. Faroe, seperti Islandia dan Greenland, mengikuti Norwegia untuk bersatu dengan Denmark, tetapi tetap dianggap sebagai bagian dari Norwegia untuk waktu yang lama.

Selama abad ke-14 dan terutama ke-15 komunikasi dengan Denmark diperkuat dengan mengorbankan hubungan dengan Norwegia. Seiring waktu, Faroe jatuh di bawah pengaruh Denmark yang kuat sejalan dengan konsolidasi kekuatan negara.

Pada 1655 pulau-pulau tersebut diberikan kepada seorang bangsawan Denmark, Christoffer Gabel, yang pada 1662 juga diberi hak perdagangan tunggal. Ketika dia meninggal, digantikan oleh putranya Frederik, dan kepulauan ini tetap menjadi wilayah kekuasaannya sampai 1709.

Ketika kerajaan kembali memegang kendali, langsung menggantikan pemerintahan tidak langsung yang dijalankan oleh keluarga Gabel. Didorong oleh banyak keluhan dari warga Faroe selama pemerintahan dan perdagangan Gabel, Kerajaan Denmark akhirnya mengambil alih.

Setelah masa reformasi administrasi dan penataan, Faroe pada 1720 digabungkan menjadi satu provinsi dengan Islandia. Penggabungan dengan Provinsi Sjælland ini berlangsung selama sekitar 50 tahun. Baru pada 1800-an, Faroe lebih terintegrasi dalam pemerintahan pusat Denmark yang bersekutu dengan Prancis pada perang Napoleon. Ia menyerahkan Norwegia ke Swedia tetapi tetap mempertahankan ketergantungan dengan Norwegia di Greenland, Islandia, dan Faroe.

Melalui reformasi administrasi pada 1816, aturan lama dihapuskan, dan Kepulauan Faroe diberi status provinsi Denmark. Perwakilan lokal di Faroe di pusat kekuasaan di Denmark menjadiamtmand(komisaris tinggi), yang seperti pejabat negara lainnya memiliki pendidikan yang diperlukan untuk menduduki posisi sebagai gerejawi dan pegawai negeri.

Bahasa

Bahasa yang dipergunakan warga Faroe adalah bahasa Nordik Barat atau Skandinavia Barat yang dituturkan oleh 48.000 orang di Kepulauan Faroe dan sekitar 15.000 orang Faroe di Denmark. Bahasa ini salah satu dari tiga bahasa Skandinavia kepulauan yang berasal dari bahasa Norse Kuno yang digunakan di Skandinavia pada zaman Viking.

Antara abad ke-9 dan ke-15, bahasa Faroe yang berbeda berkembang, meskipun masih dapat dipertukarkan dengan bahasa Norse Barat Lama. Hingga abad ke-15, bahasa Faroe memiliki ortografi yang mirip dengan bahasa Islandia dan Norwegia. Setelah reformasi pada 1538, penguasa Denmark melarang penggunaannya di sekolah, gereja, dan korespondensi resmi.

Walaupun dilarang penduduk pulau terus menggunakan bahasa tersebut dalam balada, cerita rakyat, dan kehidupan sehari-hari. Hasilnya mereka tetap mempertahankan tradisi lisan yang kaya, namun tidak tertulis selama kurun waktu 300 tahun.

Kondisi terserbut berubah ketika Vencelaus Ulricus Hammershaimb menerbitkan standar tertulis untuk Modern Faroese pada 1854. Meskipun ini akan menjadi kesempatan untuk membuat ortografi yang benar secara fonetik seperti bahasa Welsh, dia menghasilkan ortografi yang konsisten dengan tradisi tertulis berkelanjutan yang diperluas kembali ke Old Norse.

Pada 1937, bahasa Faroe menggantikan bahasa Denmark sebagai bahasa di sekolah resmi. Pada 1938 sebagai bahasa gereja, dan pada 1948 sebagai bahasa nasional oleh Undang-Undang Aturan Rumah Faroes. Saat ini bahasa Denmark dianggap sebagai bahasa asing meskipun sekitar 5 persen penduduk Kepulauan Faroe mempelajarinya sebagai bahasa pertama dan merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa kelas 3 ke atas. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top