![Kepala BKKBN: Penurunan Stunting di Kota Bengkulu Bisa Jadi Pedoman](https://koran-jakarta.com/images/article/kepala-bkkbn-penurunan-stunting-di-kota-bengkulu-bisa-jadi-pedoman-230906180043.png)
Kepala BKKBN: Penurunan "Stunting" di Kota Bengkulu Bisa Jadi Pedoman
![Kepala BKKBN: Penurunan Stunting di Kota Bengkulu Bisa Jadi Pedoman](https://koran-jakarta.com/images/article/kepala-bkkbn-penurunan-stunting-di-kota-bengkulu-bisa-jadi-pedoman-230906180043.png)
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (kanan) menerima audiensi dari Wakil Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, di Jakarta, Selasa (5/9)
Ia lalu mengingatkan, stunting dapat menggerus pendapatan per kapita sebesar 22 persen. Apabila stunting di bawah 8 atau 5 persen, baru Indonesia bisa meyakinkan bahwa stunting tidak akan berpengaruh pada pendapatan per kapita.
"Jika angkanya di bawah delapan atau lima persen, baru populasi itu tidak terlalu berpengaruh penurunan per kapitanya dibandingkan yang tidak stunting," tutur dia.
Sementara, Wakil Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, yang hadir pada audiensi bersama Kepala BKKBN di Jakarta, Selasa (5/9) menyatakan optimistisnya angka stunting di Kota Bengkulu bisa mencapai 9 persen di tahun 2024.
"Stunting merupakan beban kita bersama. Mudah-mudahan kami bisa pertahankan angka penurunan stunting, dan tahun depan kami dapat mencapai target di angka 9 persen," tutur Dedy. Ant/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya