Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Kenaikan Harga Sembako

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Tak cuma itu, kenaikan harga produk peternakan juga belum menjamin peternak untung. Hal ini disebabkan naiknya biaya operasional juga naik. Faktor lainnya yakni adanya pelarangan antibiotic growth promoter untuk menjamin keamanan pangan produk peternakan. Dampaknya ayam kerdil dan efisiensi rendah.

Situasi yang dialami peternak, cepat atau lambat, akan dialami petani. Apalagi jika kepastian perang dagang global tidak menentu dan kurs rupiah kian terjerembab. Pemerintah sendiri tampaknya tidak merespons cepat atas kondisi ini. Biasanya, ketika harga pangan bergolak, pemerintah sudah siap dengan pendekatan impor.

Bagi pemerintah, soal harga terkait dengan pasokan. Makanya, kalau pasokan itu cukup, sekalipun dari impor, harga akan terkendali. Soalnya kemudian, kondisi sekarang berbeda dengan firasat pemerintah. Kebijakan impor pangan nyatanya malah menguras devisa. Runyamnya lagi, harga pangan global juga naik dan banyak negara produsen pangan memilih untuk menjaga pasokan dalam negeri.

Kita memang sudah terbiasa menghadapi kondisi seperti nasi sudah jadi bubur. Kita juga kerap melewati situasi tidak kata terlambat. Namun, kita seharusnya jangan sampai jatuh ke dalam lubang yang sama. Ya, persoalan pangan selalu berulang kita hadapi dengan penyebab yang sama, pasokan berkurang karena bahan baku mahal.

Ini berarti, pembangunan nasional belum berhasil mengatasi masalah pangan. Mosok, kita tidak mampu mengatasi harga telur? Seharusnya pemerintah jangan terlalu muluk dengan hal-hal yang tidak perlu. Pemerintah fokus saja pada kemandirian dan ketahanan pangan. Jika ini diprioritaskan, tak ada lagi keluhan soal kenaikan harga pangan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top