Kemiskinan RI akibat Oligarki Kuasai Aset
Deputi III Kantor Staf Presiden RI (KSP), Panutan Sulendrakusuma, berusaha meluruskan pemahaman tentang kemiskinan ekstrem. Menurut dia, masih banyak pihak yang salah dalam memahami hal tersebut.
"Pemahaman tentang kemiskinan ekstrem ini harus diluruskan. Jadi, hitungannya berdasar paritas daya beli bukan mengalikannya dengan kurs dollar Amerika di pasar," kata Panutan.
Harga Riil
Ekonom Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta, Yohanes B Suhartoko, mengatakan melihat angka kemiskinan bukan hanya sekadar membandingkan pendapatan per kapita saja. Ukuran pendapatan per kapita bisa saja menyesatkan. Oleh karena itu, juga perlu dilihat tingkat harga riil secara keseluruhan, yang tecermin dari nilai tukar riilnya.
"Artinya, jika ada suatu barang yang sama, secara riil harganya bisa berbeda. Sebagai contoh jika suatu negara pendapatan perkapitanya dua kali negara lain, tetapi nilai tukar riilnya tiga kalinya. Dapat disimpulkan kesejahteraan negara lain lebih besar," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya