Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Permukiman Pesisir

Kementerian PUPR Tata 11 Kampung Nelayan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong penataan permukiman 11 kampung nelayan. Penataan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Cipta Karya itu dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kualitas hidup masyarakat pesisir.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyampaikan Indonesia memiliki kampung pesisir yang sangat banyak. "Penataan sebelas kampung tersebut sebagai proyek percontohan bagi Pemerinta Daerah dalam membenahi kawasan pesisir," ungkapnya di Jakarta, Senin (18/2).

Dijelaskan Basuki, selain perbaikan infrastruktur, Kementerian PUPR juga mengajak masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah dan limbah sembarangan sehingga meningkatkan derajat kesehatan dan ekonomi lokal.

Salah satu kampung yang ditata oleh PUPR yakni Sumber Jaya di Kota Bengkulu yang baru dikunjungi Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Kampung ini dibangun di lahan seluas 12 hektare dan menampung 800 kepala keluarga (KK).

Selain itu, lima di antaranya lagi meliputi Kampung Beting Kota Pontianak, Kawasan Sungai Kemuning Kota Banjarbaru, Kampung Nelayan Untia Kota Makassar, Kawasan Dufa-Dufa Kota Ternate dan Kampung Nelayan Hamadi Kota Jayapura.

Libatkan Pemda

Pembangunan infrastruktur yang dikerjakan pada permukiman nelayan dan tepi air serta kawasan kumuh pesisir dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. Secara umum ruang lingkup pengerjaan adalah pembangunan dan perbaikan jalan lingkungan, promenade, drainase, Ruang Terbuka Publik, MCK Komunal, gazebo, jetty sampan, jembatan, penerangan jalan, pedestrian, dan pembangunan turap (talud).

Di Kawasan Kampung Beting, memiliki bangunan cagar budaya yang erat dengan sejarah perkembangan Kota Pontianak yakni Masjid Jami dan Istana Kadriah Kesultanan Pontianak. Kemudian, Kawasan Sungai Kemuning yang terletak di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru dengan luas 14,58 Ha dengan tipologi permukiman tepi sungai.

Di Kota Makasar, penataan dilakukan pada Kampung Nelayan Untia seluas 10 ha dengan anggaran 51,82 miliar rupiah. Di Kota Ternate, permukiman kumuh berada di Kawasan Dufa-Dufa yang terdiri dari 4 (empat) lokasi yaitu Dufa-Dufa, Salero, Toboleu, dan Sangaji seluas 12,41 Ha yang berada di tepi laut.

Di Kota Jayapura, penataan permukiman Hamadi dilakukan sejak 2017 dengan melakukan pekerjaan fisik meliputi, jalan gertak beton sehingga mempermudah akses menuju pelelangan ikan dan pariwisata di permukiman nelayan dan Ruang Terbuka Publik. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top