Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kementan Dorong Desa Andalan Sektor Pertanian

Foto : ANTARA/Susmiyatun Hayati

Rapat bersama program 1000 desa gratieks Banten di Serang, Banten, Rabu (9/9/2020).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian terus mendorong kerja sama dengan daerah untuk meneggenjot ekspor produk pertanian. Pentingnya kerja sama dengan daerah karena produk pertanian banyak di daerah tepatnya di desa-desa.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan, Ali Jamil menjelaskan, untuk menggenjot ekspor Kementan memiliki program yang disebut Gratieks (Gerakan Tiga kali Ekspor). "Kami bekerja sama dengan Pemda dan stakeholder untuk melakukan terobosan dan inovasi kebijakan ekspor,"ungkapnya dalam konferensi pers virtualnya, Selasa (24/11).

Ali menerangkan, saat ini Kementan mendorong devisa dari desa melalui program desa Gratieks. "Ditargetkan ada 1000 desa Gratieks dengan 10 komodita unggulan di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Adapun Kementan menndorong melalui sejumlah langkah, di antaranya membuka pasar baru, optimalisasi peran dubes besar, atase pertanian, atase perdagangan dan ITPC lalu insentif ditingkat on farm, keberpihakan regulasi serta pemenuhan aspek mutu dan SPS.

Dikatakan Ali bahwa potensi ekspor komoditas pertanian RI sangatlah banyak. Ada produk holtikultura, perkebunan, peternakan hingga tanaman pangan.

Laporan Badan Pusat Statisitik (BPS) per 20 Oktober lalu, ekspor pertanian pada periode Januari-September 2020 meningkat 12,09 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Nilainya setara dengan 37,5 trilliun rupiah.

Ekspor pertanian selama Januari-September menyumbang 2,40 persen dari total ekspor. Kemudian, ekspor industri olahan pertanian menyumbang 15,76 persen.

Dikatakan Jamil, Kementan memiliki lima kebijakan strategisnya dalam menyukseskan Gratieks yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang diharapkan pada akhir 2024 ekspor Indonesia mencapai 1.800 triliun rupiah dari 550 triliun rupiah pada 2019.

Lima kebijakan tersebut meliputi mendorong pertumbuhan eksportir baru. " Seperti teman-teman ketahui, Pak Menteri Punya program dalam lima tahun ada 2,5 juta petani milenial. Setiap tahunnya 500 ribu orang," ujar Jamil.

Selanjutnya, menambah ragam komoditas ekspor dengan mengeksplor ragama komoditas, seperti tanaman hias yang memiliki banyak ragam." Arahan pak Presiden dan Pak Mentri jangan lagi mengekspor dari hulunya, karena permintaan hilirnya masih unlimited" ujar Jamil.

Kementan juga terus meningkatkan frekuensi pengiriman, meningkatkan volume ekspor dan menambah negara mitra dagang melalui kerja sama perjanjian sanitary and phytosanitary (SPS) dengan negara mitra.

Kurang Efisien

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEM Institut Pertanian Bogor (IPB), Sahara menegaskan kondisi pandemi Covid-19 membuat ekspor semua sektor terganggu. Untuk itu dirinya meminta pemerintah untuk melakukan banyak pembenahan.

Salah satu masalah besar saat ini ialah dwelling time di pelabuhan. "Ini yang harus dikurangi. Lamanya waktu bongkar muat membuat tidak efisien," tegasnya.

Terkait negara tujuan ekspor, menurut Sahara, diperlukan langkah preventif bagi para eksportir mendiversifikasi pasar tujuan ekspor. "Kalau ekspor hanya andalkan satu negara sama seperti menyimpan telur dalam satu keranjang. Risiko pecahnya sangat tinggi," tutup Sahara. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top