Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kemenparekraf Promosikan Produk Fesyen Khas Malang dalam Workshop KaTa Kreatif

Foto : Istimewa.

Workshop Kabupaten/ Kota (KaTa) Kreatif berlangsung di Pendopo Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (28/7). 

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mempromosikan produk fesyen lokal asal Malang saat menjadi super mentor dalam workshop Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (28/7).

"Kita mendorong agar Kabupaten Malang mempercepat proses uji petik sehingga ditetapkan dan bisa dinyatakan sebagai Kabupaten Kreatif se-Indonesia," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/7).

Sandiaga mempromosikan dengan mengenakan produk fesyen, yakni outer dari jenama lokal "Batik Sengguruh" dengan motif Garudeya sebagai ikon Kabupaten Malang. Garudeya sendiri tergambar dalam relief Candi Kidal yang ada di Tumpang, berkarakter kuat, dan menginspirasi adanya lambang negara Indonesia.

Selain outer, Sandiaga memakai udeng yang sarat akan makna. Pada bagian belakang kepala yang disebut "gunungan" menunjukkan harapan yang tinggi. Sementara bagian sisi kanan dan kiri disebut "jeprakan" yang merupakan simbol keseimbangan dan keadilan.

Dan pada bagian simpul atau "wangsil" dalam bahasa Jawa artinya "pulang", karena manusia sejatinya milik sang Pencipta. Dengan potensi ekonomi kreatif (ekraf) yang dapat diunggulkan tersebut, Sandiaga mendorong Kabupaten Malang mempercepat proses uji petik PMK3I (Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif) untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di daerahnya.

Ekosistem ekonomi kreatif yang kuat dapat menjadi daya dukung keberadaan destinasi wisata termasuk desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Malang.

"Mudah-mudahan ini bisa dikaitkan dengan produk-produk ekonomi kreatif. Dan kami akan terus membantu dari pemerintah pusat dengan akses pembiayaan, bantuan alat, dan pendampingan dan pelatihan," katanya.

Sandiaga mengungkapkan bahwa Kabupaten Malang sedang diusulkan menjadi destinasi pariwisata super prioritas. Karenanya segala aspek pendukung termasuk ekonomi kreatif perlu dioptimalkan guna memberikan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dalam kegiatan Workshop KaTa Kreatif, Sandiaga juga berkesempatan mendengar sejumlah masukan dan kendala yang dihadapi pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Malang. Mulai dari pendukungan pada subsektor animasi dan film hingga persoalan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Merespons hal tersebut, Sandiaga mengakui bahwa persoalan HKI memang masih menjadi kendala pelaku UMKM. Namun, pemerintah melalui Kemenparekraf/Baparekraf bekerja sama dengan WIPO (World Intellectual Property Organization) sepakat untuk memfasilitasi pelaku UMKM untuk mendapatkan HKI.

HKI hadir sebagai bentuk legalitas atas merek produk atau karya yang dihasilkan oleh pelaku ekraf. Menparekraf mengungkapkan dengan adanya HKI, penjualan produk ekraf dapat meningkat hingga 35 persen.

"Kami juga mengajak para animator yang ada di Kabupaten Malang untuk berpartisipasi melalui program workshop ini (KaTa Kreatif) ke program Apresiasi Kreasi Indonesia maupun program business matching dengan calon buyer di luar negeri melalui fasilitasi dari pada pameran kita yang terus melakukan roadshow ke pasar-pasar internasional," kata Sandiaga.

Menparekraf juga menyampaikan adanya KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Singosari dapat menjadi sarana pelaku UMKM untuk mendapatkan kemudahan akses program-program short term di luar negeri.

"Dan malah mereka sekarang menjemput bola, datang ke pameran-pameran yang ada di Indonesia. Jadi nanti kita akan bukakan kesempatan agar animator asal kabupaten Malang ini bisa tampil juga di eksibisi-eksibisi yang kita rutin laksanakan di Jakarta maupun beberapa pusat pertumbuhan ekonomi dunia seperti Singapura dan Hong Kong. Animator-animator kita harus terus kita bina karena mereka adalah masa depan ekonomi kita," ujar Sandiaga.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top