Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Kemenkes Sebut Cakupan Imunisasi Rendah Berpotensi Timbulkan KLB

Foto : Muhamad Ma'rup

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril, pada konferensi pers cakupan imunisasi, di Jakarta, Kamis (25/5).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril mengatakan cakupan imunisasi rendah dapat berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Adapun untuk cakupan imunisasi di beberapa provinsi masih belum memenuhi target nasional.

"Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan dan rentan terjadinya KLB," ujar Syahril, pada konferensi pers cakupan imunisasi, di Jakarta, Kamis (25/5).

Dia mengatakan, cakupan imunisasi harus digenjot, mengingat mayoritas provinsi di Indonesia memiliki risiko penularan polio, campak, dan difteri yang tinggi. Menurutnya, butuh kerja keras dari berbagai pihak, khususnya pemerintah daerah untuk memastikan capaian imunisasi dapat sesuai dengan target.

"Dengan demikian kita dapat melindungi masa depan generasi penerus bangsa, memastikan anak-anak kita dapat tumbuh dengan baik dan sehat," jelasnya.

Progres Imunisasi

Syahril mengungkapkan, capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di 11 provinsi Indonesia pada tahun 2022 masih dibawah target nasional 90 persen. Kesebelas provinsi dimaksud adalah Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Riau, Kalimantan Barat, Papua Barat, Sumatera Barat, Papua, dan Aceh.

Dia menambahkan, untuk Imunisasi Bayi Dua Tahun Lengkap (IBL) masih terdapat 17 provinsi di Indonesia yang masih dibawah target imunisasi nasional, dengan capaian 3 terendah yakni Sumatera Barat, Papua, dan Aceh. Selain itu, cakupan imunisasi lanjutan lengkap usia sekolah dasar di tahun 2022 menunjukkan sebanyak 8 Provinsi belum mencapai target capaian 70 persen.

"Bahkan provinsi Aceh masih di bawah 30 persen. Imunisasi lanjutan lengkap di usia sekolah dasar ini dilihat dari persentase anak usia kelas 6 SD yang sudah mendapatkan imunisasi lanjutan lengkap meliputi satu dosis DT, satu dosis campak rubella dan 2 dosis Td di satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun," katanya.

Dia menyebut, untuk tahun 2023 secara Nasional ditargetkan 100 persen bayi usia 0-11 bulan mendapatkan imunisasi lengkap. Adapun target capaian pada trimester pertama sebesar 33,3 persen pada bulan April 2023 masih belum terpenuhi mengingat belum ada provinsi yang mampu mencapai target tersebut.

"Namun nyatanya capaian hingga April menunjukkan secara nasional di Indonesia baru sebanyak 175 ribu atau 4,02 persen bayi yang mendapatkan imunisasi lengkap di Indonesia, bahkan ada lima provinsi capaiannya masih di bawah 1 persen yaitu Maluku, Sumatera Utara, Papua, DI Yogyakarta, dan Aceh," tandasnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top