
Kemendikti Soroti Perlunya Memelihara dan Mengembangkan Etnoteknologi
Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Najib Burhani dalam acara "Masa Depan Teknologi dan Ancaman Dehumanisasi" di Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Foto: ANTARA/Mecca YumnaJakarta, 14/3 - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menyebutkan, selain teknologi modern seperti digitalisasi, memelihara etnoteknologi yang dikembangkan masyarakat juga penting dilakukan guna menjawab sejumlah permasalahan yang ada langsung di sekitar.
"Mungkin kita sebut teknologi tradisional, etnoteknologi, low technology, yang berkaitan dengan bagaimana menyimpan gabah, bagaimana kemudian di Sulawesi itu membuat pinisi, bagaimana kemudian teknologi misalnya rumah yang tahan gempa," kata Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kemendiktisaintek Najib Burhani di Jakarta, Jumat.
Najib mengatakan, Indonesia adalah tuan rumah bagi teknologi semacam itu. Contohnya di bidang kehutanan, geologi, jamu, dan biodiversitas. Menurutnya, kekayaan akan potensi teknologi rendah itulah yang membuat ilmuwan dari negara lain, seperti Jerman, tertarik untuk belajar lebih jauh ke Indonesia. Menurutnya, Indonesia dapat mengembangkan ilmu-ilmu tersebut.
"Jadi bukan hanya mengadopsi teknologi yang sebutannya kuantum atau sebutannya misalnya atom dan sebagainya kayak gitu ya," katanya.
Dia melanjutkan, salah satu etnoteknologi yang perlu dikembangkan adalah yang berkaitan dengan perubahan iklim guna antisipasi, karena jika tidak dilakukan maka Indonesia bisa jadi yang pertama mengalami akibatnya, mengingat Indonesia adalah negara tropis.
Dalam kesempatan itu, dia menerangkan bahwa pengembangan serta adopsi teknologi perlu dilandasi oleh rasa kemanusiaan, agar semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Salah satu tugas para ilmuwan adalah memastikan bahwa sains dan teknologi, katanya, yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat, tidak menjauhkan manusia dari rasa kemanusiaannya.
"Social trust itu adalah menjadi bahan bakar utama dalam adopsi teknologi, dan karena itu harus perlu menjadikan masyarakat sebagai pemangku utama kepentingan daripada sains dan teknologi itu," katanya.
Dia mencontohkan, pada masa Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo, pembangunan jalan raya, jembatan layang, adalah infrastruktur serta teknologi yang dikembangkan untuk mensejahterakan masyarakat. Akan tetapi, katanya, di Papua, jalan raya dilihat sebagai upaya untuk mengeksploitasi warga lokal di sana, sehingga ada yang memprotes.
Kejadian seperti itu, ujarnya, menggarisbawahi pentingnya komunikasi dalam mengembangkan teknologi.
Berita Trending
- 1 Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
- 2 Warga Jakarta Wajib Tau, Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja
- 3 Mantap, Warga Jakarta Kini Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja tanpa Harus Nunggu Hari Ulang Tahun
- 4 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 5 Kemdiktisaintek Luncurkan Hibah Penelitian Transisi Energi Indonesia-Australia