Kembangkan Sektor Petrokimia, Kemenko Perekonomian-ExxonMobil Teken Kerja Sama 10 Miliar Dollar AS
Penandatanganan MoU antara Kemenko Perekonomian dan ExxonMobil di Jakarta, Rabu (22/1).
Foto: ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian.JAKARTA - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian meneken Nota Kesepahaman (MoU) dengan ExxonMobil dalam pengembangan sektor petrokimia serta teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) senilai 10 miliar dollar AS (Rp162,64 triliun, kurs per Kamis = Rp16.264).
“Proyek ini memiliki nilai strategis yang sangat besar, dengan estimasi nilai sebesar 10 miliar dollar AS, dan kami berharap proyek ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi kemajuan Indonesia di berbagai sektor,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip di Jakarta, Kamis (23/1).
Pihaknya berharap pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau CCS tersebut dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 90 persen.
Ia mengatakan kolaborasi tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung program hilirisasi pemerintah, mendorong penciptaan lapangan kerja, serta memperkuat komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan.
Airlangga mengatakan bahwa ExxonMobil juga berkomitmen untuk memberikan pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia agar memiliki kompetensi yang setara dengan standar global.
Ia berharap proyek pengembangan petrokimia dan teknologi CCS tersebut dapat segera memasuki tahapan groundbreaking. Proyek tersebut pun diharapkan dapat menjadi proyek CCS yang dapat beroperasi pertama kali.
“Harapannya, proyek tersebut dapat memberikan multiplier effect (efek berganda) terhadap pertumbuhan bisnis lokal melalui kemitraan strategis,” ujarnya.
MoU tersebut diharapkan dapat menjadi fondasi untuk membangun kerangka kerja sama yang lebih erat, termasuk pembentukan Satuan Tugas Bersama yang bertugas mengoordinasikan langkah-langkah strategis untuk merealisasikan proyek tersebut.
Kerja sama tersebut sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang ramah dan kompetitif.
“ExxonMobil telah berada di sini selama bertahun-tahun, jadi saya pikir Indonesia bukan sebuah kawasan yang tidak dikenali oleh mereka. Mereka memiliki pengalaman dan operasi di bidang minyak dan gas. Saya ingin mengucapkan terima kasih dan selamat, semoga proyek ini bisa dikembangkan dengan cepat,” imbuh Airlangga.
- Baca Juga: Mengolah Sampah Residu
- Baca Juga: Peran “Investor Relation”
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian Elen Setiadi dan Vice President ExxonMobil Chemical International Major Growth Ventures (ExxonMobil) Zoe Barinaga di Jakarta, Rabu (22/1).
Berita Trending
- 1 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 2 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
- 5 BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Menteri Kebudayaan Lindungi Pelaku Kebudayaan
Berita Terkini
- Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Mulai Tempati Huntara
- Pertamina EP Raih Apresiasi atas Kontribusi Berdayakan Petani Milenial
- Pemprov Sulteng Mulai Seleksi Petugas Haji Tahun 2025
- Mengaku dari Pihak “Leasing”, Seorang Pria Kehilangan Motornya di Jaktim
- Harga Pangan di Pangkalpinang Jelang Hari Besar Keagamaan Masih Terkendali