Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 04 Jan 2025, 01:25 WIB

Kembalinya Kinerja Manufaktur yang Ekspansif, Pemerintah Optimistis Ekonomi Bisa Tumbuh 5 Persen

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu

Foto: antara

JAKARTA - Kementerian Keuangan optimistis kembalinya kinerja manufaktur ke zona ekspansif bakal berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi 2024, di mana target 5 persen diyakini bakal tercapai.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu menyebut aktivitas manufaktur Indonesia yang kembali ke zona ekspansif mencerminkan perekonomian Indonesia yang tetap solid di tengah berbagai tantangan, baik global maupun domestik.

“Pemerintah makin optimistis pertumbuhan ekonomi lebih dari 5 persen untuk tahun 2024 dapat tercapai,” ujar Febrio dikutip di Jakarta, Jumat (3/1).

Seperti dikutip dari Antara, Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia meningkat dari 49,6 pada November menjadi 51,2 pada Desember 2024. Angka ini merupakan level tertinggi sejak Mei 2024.

Di sisi lain, beberapa negara Asean dengan ekonomi berbasis manufaktur, seperti Vietnam dan Malaysia, mencatatkan PMI manufaktur yang terkontraksi, dengan PMI masing-masing berada pada level 49,8 dan 48,6.

Perbaikan manufaktur Indonesia didorong oleh kenaikan produksi dan permintaan baru, baik dari pasar domestik maupun internasional, yang meningkat menjelang Hari Raya Natal dan perayaan Tahun Baru.

Indeks Penjualan Ritel (IPR) mencatat kenaikan 1,7 persen (yoy) secara tahunan pada November 2024 (Oktober: 1,5 persen) dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia pada November 2024 naik signifikan ke level 125,9 (Oktober: 121,1).

1735927290_c623a28cb2b4dd48fd00.jpg

Inflasi Terkendali

Menurut Febrio, perkembangan indikator tersebut mencerminkan daya beli yang terus meningkat dan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang lebih baik di tengah perkembangan inflasi yang terkendali.

Selain itu, berdasarkan komponen PMI, peningkatan jumlah persediaan barang jadi mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap permintaan atas produk manufaktur Indonesia. Peningkatan aktivitas manufaktur ini juga diikuti dengan penyerapan tenaga kerja yang lebih ekspansif.

“Optimisme konsumen dan pelaku usaha, tercermin dari indeks penjualan ritel, keyakinan konsumen, dan aktivitas manufaktur yang ekspansif, menjadi modal penting bagi Indonesia menghadapi tantangan 2025. Konsumsi domestik dan aktivitas industri tetap menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi,” jelas dia.

Pemerintah, lanjut Febrio, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berkomitmen menjaga momentum ini dengan menciptakan kondisi yang kondusif, melindungi daya beli masyarakat, dan tetap menjaga level inflasi.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Bisnis dan Ekonomi (FBE) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Aloysius Gunadi Brata, mengatakan pemerintah perlu bersikap realistis karena mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5% tampaknya sulit.

“Kualitas, konsistensi, dan sinergi antar keputusan ekonomi pemerintah menjadi tantangan internal yang sangat krusial. Sayangnya, belakangan ini yang terlihat lebih banyak pernyataan politik tanpa kalkulasi matang,” ujar Aloysius.

Aloysius memberikan contoh kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% yang dinilai tidak disertai penjelasan implementasi yang jelas kepada publik. “Keputusan ekonomi yang ambigu seperti ini hanya akan menimbulkan kebingungan dan keraguan di kalangan pelaku pasar,” tambahnya.

Sedangkan Peneliti Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan, secara tahunan akumulatif, memang tampaknya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 bisa di angka 5 persen. 

"Jikapun meleset, tidak akan jauh dari angka 5 persen. Hal ini dikarenakan pertumbuhan di triwulan 1 dan 2 2024, mencapai lebih dari 5 persen," ungkapnya.

Sedangkan di triwulan III 2024, lanjut Huda, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah 5 persen. Triwulan IV 2024 biasanya lebih tinggi dibandingkan triwulan III.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.