Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kemandekan Tunggal Putri

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Tunggal putri belum bisa berbicara banyak. Sektor ini memang terus mengalami kemunduran. Setelah ditinggal Susy Susanti dan Mia Audina, perkembangan bulu tangkis tunggal putri berjalan di tempat. Tentunya para pencinta bulu tangkis Indonesia merindukan gelar dari tunggal putri.

Bibit tunggal putri sendiri sebenarnya banyak yang potensial, seperti Gregoria Mariska, Fitriani, dan Ruselli Hartawan. Hanya, mereka masih memiliki beberapa titik kekurangan sehingga belum bisa mengepakkan sayapnya lebih tinggi. Mereka belum memiliki mental juara dan pukulan belum matang. Teknik, strategi, keuletan, dan stamina masih lemah.

Dibanding tunggal putri negara lain, tunggal putri kita masih tertinggal jauh. Sebut saja, Tai Tzu Ying asal Taiwan, Nozomi Okuhara dan Akane Yamaguchi dari Jepang, atau Ratchanok Intanon dari Thailand. Mereka memiliki serangan, strategi pertahanan, keuletan, serta mental juara yang baik. Jadi, tidak heran nama-nama tersebut terus menempati tempat tertinggi ranking BWF.

Kebanyaan atlet kita belum memiliki mental juara. Sering kali jika sudah tertinggal jauh, mereka langsung "mati gaya" seolah tidak tahu harus melakukan apa. Sebaliknya, saat sudah memimpin skor pun, sering sekali membuang angka dengan mudah. Kemudian, saat lawan sudah mulai mengejar, mereka selalu kurang tenang dan akhirnya kalah.

Selain nutrisi dan menu latihan, mental juga memegang peranan penting agar para atlet bisa tetap fokus dan tenang meski dalam keadaan tertinggal atau tertekan sekalipun. Untuk ganda campuran, kita selalu bergantung pada pasangan Tontowi-Lilyana, yang sekarang sudah mundur. Pelatih seharusnya lebih membuka mata dan sadar untuk tidak selalu berharap pada pasangan senior ini.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top