
Kemampuan Belajar Siswa Menurun Sekali
Tangkapan layar - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti pada peluncuran Gernas BBI Aroma Maluku di Jakarta, Jumat (24/9/2021).
Foto: antaraJAKARTA - Kemampuan belajar para siswa menurun jauh sekali. Informasi ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, di Jakarta, Senin (3/1). Pernyataan Suharti tersebut merujuk studi Bank Dunia. "Bank Dunia menemukan terjadi penurunan 0,8 tahun sampai 1,3 tahun selama pandemi," kata Suharti.
Jadi, studi yang dilakukan Bank Dunia menunjukkan terjadi penurunan kemampuan siswa selama 0,8 tahun hingga 1,3 tahun pembelajaran. "Ini besar sekali. Pandemi belum dua tahun, tapi penurunan kemampuan siswa lebih dari satu tahun," terang dia.
Suharti mengatakan hasil studi tersebut berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) serentak mulai kemarin. Meski begitu, menurut Suharti, PTM tetap dilaksanakan secara terbatas pada masa pemulihan pascapandemi Covid-19.
Menurutnya, pada masa pemulihan, pemerintah mendorong sekolah-sekolah kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas karena pandemi belum sepenuhnya hilang. Pelaksanaan pendidikan jarak jauh telah memberi tekanan cukup besar, tidak hanya pada siswa, tetapi juga orang tua dan guru.
Kesenjangan
Selain itu, juga terjadi kesenjangan pembelajaran antara anak-anak dari kelompok keluarga kaya dan keluarga miskin. Anak dari keluarga mampu, pembelajaran di rumah mungkin dilakukan karena dapat mengakses sumber daya dengan baik. Orang tua mereka rata-rata berpendidikan sehingga mampu membimbing anak dalam belajar.
Sementara itu, keluarga tidak mampu terbatas dalam mengakses sumber daya. Umumnya orang tua pun tidak berpendidikan, sehingga tidak bisa membimbing anak-anak. "Maka, kita perlu berupaya memulihkan pembelajaran kembali dengan membuka sekolah, meskipun masih terbatas," tandas Suharti.
Pemerintah telah mengeluarkan SKB empat menteri berisi panduan penyelenggaraan pembelajaran masa pandemi. SKB tersebut berdasarkan masukan berbagai elemen masyarakat dan ahli kesehatan. SKB sekarang lebih rinci dan tetap mengedepankan kesehatan serta keselamatan warga satuan pendidikan.
Untuk saat ini, tambah Sekjen, pendidik dan tenaga kependidikan harus sudah tervaksinasi. "Ibu dan bapak guru para tenaga pendidikan yang belum segeralah vaksinasi," pinta dia. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah dan menanggulangi kemunculan kasus baru.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Antara, Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap Interpol
- 2 Didakwa Lakukan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap
- 3 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah
- 4 Luar Biasa, Perusahaan Otomotif Vietnam, VinFast, Akan Bangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum hingga 100.000 Titik di Indonesia
- 5 Satu Peta Hutan, Menjaga Ekonomi Sawit dan Melestarikan Hutan
Berita Terkini
-
BNI Siapkan Uang Tunai Rp21T Periode Lebaran 2025, Layanan Perbankan Tetap Aman di Musim Liburan
-
Kalahkan Nets, Cavaliers Raih Kemenangan ke-15 Beruntun
-
Dukung Mudik Lancar, Pertamina Turunkan Harga Avtur, Diskon Tiket Pelita Air, Pelumas hingg Promo Hotel Patra Jasa
-
Atasi PSS Sleman, Persis Solo Menjauh dari Zona Degradasi
-
Jelang Lebaran, Dharma Wanita Kemenperin Gelar Bazar Belanja Murah