Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Teritorial I Filipina Naikkan Anggaran Pertahanan pada 2025

Kelompok "Quad" Sangat Prihatin dengan Situasi di LTS

Foto : AFP/Kazuhiro NOGI

Pertemuan “Quad” l Menlu AS, Antony Blinken (kanan) berfoto bersama dengan Menlu Australia, Penny Wong (kedua dari kanan), Menlu Jepang, Yoko Kamikawa (kedua dari kiri) dan Menlu India, Subrahmanyam Jaishankar, ketika hendak dilaksanakannya Pertemuan Menteri Quad di Iikura Guest House, Tokyo, Senin (29/7). Komunike pertemuan Quad ini menyatakan bahwa kelompok tersebut sangat prihatin atas situasi di LTS saat ini.

A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Jepang, Australia, dan India, pada Senin (29/7) menyatakan keprihatinan serius atas situasi di Laut Tiongkok Selatan (LTS) sebagai teguran terselubung kepada Beijing.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dan rekan-rekannya di kelompok Quad, juga mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan Pasifik yang bebas dan terbuka setelah pembicaraan di Tokyo.

Pernyataan tersebut tidak menyebut nama Tiongkok secara langsung, namun merujuk pada serangkaian konfrontasi baru-baru ini antara kapal Tiongkok dan Filipina di LTS yang disengketakan.

"Kami sangat prihatin dengan situasi di Laut Tiongkok Timur (LTT) dan LTS serta menegaskan kembali penolakan kami terhadap tindakan sepihak yang berupaya mengubahstatus quodengan kekerasan atau paksaan," demikian bunyi komunike Quad tersebut.

"Kami terus menyatakan keprihatinan serius mengenai militerisasi wilayah yang disengketakan, serta manuver pemaksaan dan intimidasi di LTS," imbuh komunike itu.

Kelompok Quad pun mengecam peluncuran misil Korea Utara (Korut) yang mengganggu stabilitas kawasan.

Komunike Quad itu serta merta memicu kemarahan dari Beijing, yang menuduh keempat negara tersebut telah menciptakan ketegangan, menghasut konfrontasi, dan menahan kemajuan negara lain.

Menlu Blinken sedang melakukan tur ke negara-negara Asia-Pasifik yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama regional dalam menghadapi meningkatnya ketegasan Beijing dan semakin dalamnya hubungan dengan Russia.

Pembicaraan Quad di Tokyo, yang pertama sejak September, melibatkan Menteri Luar Negeri Jepang, Yoko Kamikawa, Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, dan Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong.

Pernyataan Quad ini kurang lantang terdengar dibandingkan komunike yang dikeluarkan setelah pembicaraan pada Minggu (28/7) antara Menlu Blinken, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, dan rekan-rekan mereka dari Jepang. Tanpa kehadiran India dan Australia, kedua negara mengeluarkan serangan verbal pedas, tidak seperti pernyataan Quad, karena tidak hanya menyebut dan mengkritik Tiongkok tetapi juga Russia.

Washington DC dan Tokyo mengatakan kebijakan luar negeri Tiongkok berupaya membentuk kembali tatanan internasional demi keuntungannya sendiri dengan mengorbankan pihak lain. Mereka juga mengecam kerja sama militer strategis yang berkembang dan provokatif antara Russia dan Tiongkok, serta pengadaan misil balistik dan material lainnya oleh Moskwa dari Korea Utara (Korut) untuk digunakan melawan Ukraina.

Kritik terhadap Moskwa oleh kelompok Quad merupakan hal yang canggung bagi India karena New Delhi sangat bergantung pada pasokan senjata Russia dan Perdana Menteri Narendra Modi akan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin bulan ini.

Menanggapi kecaman tersebut, Beijing pada Senin memperingatkan Jepang dan AS untuk berhenti menciptakan "musuh-musuh khayalan" dengan mengatakan bahwa pernyataan bilateral mereka secara jahat telah menyerang kebijakan luar negeri Tiongkok.

Bentrokan Maritim

Filipina yang merupakan negara tujuan Blinken dan Austin berikutnya, terlibat dalam perselisihan teritorial yang sudah berlangsung lama dengan Beijing mengenai sebagian LTS.

Bentrokan yang disertai kekerasan di wilayah tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa sekutu Filipina yaitu AS, dapat terseret ke dalam konflik ketika Beijing meningkatkan upayanya untuk memaksakan klaimnya atas hampir seluruh jalur perairan tersebut, yang menjadi jalur perdagangan bernilai triliunan dollar setiap tahunnya.

"Kami memetakan arah menuju kawasan Indo-Pasifik dan Samudra Hindia yang lebih aman dan terbuka dengan memperkuat keamanan maritim dan kesadaran wilayah," kata Menlu Blinken kepada wartawan setelah pembicaraan pada Senin.

Sementara Menlu Kamikawa mengatakan Quad bertekad untuk bekerja sama agar bisa hidup berdampingan dan kesejahteraan bersama komunitas internasional.

Terkait sengketa LTS ini, pemerintah Filipina pada Senin menyatakan akan meningkatkan belanja pertahanan pada tahun 2025. "Filipina akan mengalokasikan 256,1 miliar peso untuk belanja pertahanan pada tahun 2025, naik 6,4 persen dari anggaran tahun ini agar negara kami bisa berupaya memodernisasi dan meningkatkan pertahanan eksternal," ungkap Kementerian Anggaran Filipina. AFP/ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top