Kelas Menengah Bawah Semakin Banyak yang Kehilangan Pendapatan
BPS merilis data IHK yang menunjukkan pelandaian yang cukup signifikan. Secara tahunan (year on year/yoy), Indonesia mengalami inflasi sebesar 2,13 persen dan secara bulanan (month to month/mtm) tercatat mengalami deflasi 0,18 persen.
Pengamat ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y Sri Susilo, mengatakan secara nasional deflasi terjadi dua bulan berturut-turut, tapi di banyak kota salah satunya di Yogyakarta, deflasi sudah terjadi tiga bulan berturut-turut.
Susilo mengatakan BPS menyatakan penyebab utama deflasi kali ini bukan karena penurunan daya beli, melainkan karena pasokan yang melimpah. Namun, jika dilihat dari berbagai data ekonomi lainnya, maka perlu dianalisis secara komprehensif dengan melihat indeks manufaktur dan data tabungan kelas menengah yang turun.
"Baik inflasi maupun deflasi adalah fenomena ekonomi yang biasa terjadi. Inflasi selama masih dalam angka satu digit bukanlah penyakit ekonomi, begitu pula dengan deflasi," katanya.
Hal yang paling penting saat ini adalah pentingnya peran pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan agar tidak terlalu bergejolak, sehingga pelaku pasar bisa merencanakan bisnisnya dengan baik dan daya beli masyarakat tetap terjaga.
Lemahnya daya beli masyarakat juga terlihat dari sikap kurang konsumtifnya masyarakat terhadap barang termasuk penjualan mobil yang relatif stagnan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya