Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Laporan PBB

Kelaparan Global Meningkat Akibat Konflik

Foto : istimewa

Jose Graziano da Silva

A   A   A   Pengaturan Font

ROMA - Angka kelaparan di dunia diwartakan kembali melonjak naik setelah beberapa tahun belakangan mengalami penurunan. Hal itu disampaikan oleh lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu Food and Agriculture Organization (FAO).

"Jutaan warga mengalami kelaparan akibat kombinasi dua efek yaitu konflik dan perubahan iklim," kata Direktur Jenderal FAO, Jose Graziano da Silva, saat berpidato di konferensi FAO di Roma, Italia, pada Senin (3/7) lalu. "Ini adalah sebuah kabar buruk. Data awal yang tersedia pada tahun ini mengindikasikan bahwa angka warga dunia yang kurang gizi mulai mengalami kenaikkan lagi," imbuh dia.

Sayangnya da Silva tak memiliki data yang rinci mengenai peningkatan angka kelaparan tersebut karena angka finalnya baru akan keluar pada September mendatang.

Sebelumnya FAO melaporkan bahwa angka warga yang tak mendapat cukup asupan makanan mengalami penurunan hingga menjadi 795 juta pada periode 2014-2016, turun 21 persen dari angka kelaparan yang tercatat pada 1990-1992.

Menurut da Silva, kemunduran dalam melawan kelaparan pada tahun ini amat mengejutkan setelah keluar laporan hampir 20 juta warga dunia berpotensi kelaparan karena terjadinya konflik bersenjata dan kemarau di Sudan Selatan, Nigeria, Somalia, dan Yaman.

"Ada 19 negara yang mengalami krisis berlarut-larut. Semua krisis itu merupakan kombinasi dari konflik dan kekerasan yang disertai kurangnya antisipasi datangnya bencana kemarau dan banjir akibat fenomena pemanasan global," imbuh da Silva.

Disebutkan pula oleh da Silva bahwa 60 persen warga yang kelaparan di seluruh dunia, tinggal di area terdampak konflik dan perubahan iklim.

Target FAO

Dalam kampanye mengentaskan angka kelaparan dunia, FAO sendiri memiliki target untuk bisa mencapai 0 persen angka kelaparan pada 2030. Angka ini disusun melalui target pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan PBB dan diadopsi oleh setiap negara anggotanya pada 2015 lalu.

Namun menurut ketua PBB bidang World Food Programme (WFP), David Beasley, peluang kesuksesan mencapai target 0 persen angka kelaparan itu amat sulit dicapai karena adanya konflik-konflik di seantero dunia saat ini.

Dalam laporannya, Beasley mengatakan dari 13 negara dimana WFP telah mengucurkan dana bantuan, tinggal 10 negara saja yang mengalami kerawanan pangan akibat krisis yang ditimbulkan oleh manusia. "Harus segera diselesaikan konflik-konflik besar dunia agar bisa dicukupi sumber-sumber yang bisa mengentaskan kelaparan," kata Beasley.

Ditambahkan oleh ketua WFP, tak perlu kita tergesa-gesa untuk mengentaskan kelaparan, namun harus mundur selangkah dan lebih fokus untuk mengakhiri dua atau tiga konflik besar untuk bisa mengatasi isu kelaparan dunia.

Beasley yang dinominasikan sebagai direktur eksekutif WFP oleh pemerintahan Amerika Serikat pimpinan Presiden Donald Trump, menyatakan bahwa AS akan tetap menyokong pemberian dana kemanusiaan dan meminta agar negara-negara lain mengambil langkah tambahan bagi menyokong program FAO dan WFP untuk mengentaskan kelaparan di dunia.

"Tak perlu diragukan lagi bahwa AS tak akan berpaling mengenai hal ini dan akan terus memberikan dukungan yang amat kuat," tegas Beasley.

Sejak memimpin pada Januari lalu, pemerintahan AS pimpinan Trump telah memangkas sejumlah anggaran non-domestik. AS bahkan mengancam akan menurunkan kontribusinya bagi PBB jika lembaga internasional itu tak segera melakukan reformasi. Rtr/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top