Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Energi - Dibutuhkan Insentif untuk Pengembangan EBT

Kejar Target, Perlu Kebut Bangun EBT

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

"Kemenkeu selama ini terkesan pelit memberikan fiscal insensitives bagi pengembangan EBT, termasuk dalam memberikan fiscal insensitives pada pengembangan mobil listrik," papar Fahmi, ketika dihubungi, Jumat (17/5).

Sebelumnya, Kementerian ESDM diharapkan lebih serius berupaya memenuhi target pemakaian EBT. Sebab, kebijakan Kementerian ESDM selama ini dinilai justru cenderung berpihak pada pengembangan energi kotor dan mahal, seperti PLTU batu bara. Sebaliknya, pengembangan EBT malah dimatikan dengan kebijakan harga beli energi yang jauh di bawah biaya produksi.

Pengamat energi dari Universitas Brawijaya Malang, Suprapto, mengemukakan Menteri ESDM menekan harga pembelian off-take dari EBT jauh di bawah harga produksi, sedangkan untuk energi kotor batu bara diberikan harga mengambang sesuai dengan kenaikan harga pasar batu bara.

Selama 2016 hingga 2019, harga batu bara acuan naik 66 persen menjadi 88 dollar AS per metrik ton. Di sisi lain, pemerintah justru menurunkan harga EBT menjadi sepertiganya. "Ini jelas menjadi bukti keberpihakan komersial hanya kepada kalangan investor energi kotor batu bara," papar Suprapto, Kamis (16/5).

Padahal, sejumlah kalangan menilai sumber energi batu bara selain kotor juga mahal, sehingga pada akhirnya akan merugikan investor karena sulit untuk balik modal yang mencapai ratusan triliun rupiah.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top