Keindahan "Kabupaten 1.000 Umbul"
Pabrik Gula Gondang Winangoen Klaten
Ikan air tawar berupa lele, bawal, gurami, dan patin. Ikan bisa dibakar atau goreng yang dikombinasikan dengan sayur asam, sambal dan beragam lalapan. Tersedia menu-menu seafood seperti kepiting, cumi-cumi, udang, dan ikan tongkol. Selain itu, ada juga menu daging sapi, daging ayam, aneka mi, dan nasi goreng.
Dalam sejarahnya, sebelum menjadi waduk, tempat ini berupa pekarangan, sawah, serta permukiman warga yang berada di cekungan yang dikelilingi pegunungan. Lantaran lokasinya sangat rendah, air yang berada di kawasan itu tidak bisa terbuang baik saat musim hujan maupun kemarau.
Kelebihan air itu terus menggenangi tanah pekarangan, sawah, hingga permukiman warga. Kondisi ini membuat penghuni kampung harus dipindahkan.
Pada 1901, Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Paku Buwono (PB) X, bersama Pemerintah Belanda mendirikan pabrik gula di Manisharjo. Karena memerlukan air untuk lahan yang ditanami tebu, PB X bersama Pemerintah Belanda membangun saluran air dari Rowo Jombor. Pekerjaan dimulai pada 1917 dengan membuat terowongan menembus gunung dan membuat talang di atas Kali Dengkeng. Proses pembangunan rampung pada 1921.
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya