Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hindari "Stunting"

Kehamilan Harus Direncanakan

Foto : istimewa

Hasto Wardoyo Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pasangan suami istri harus merencanakan kehamilan. Sebab kehamilan yang tidak direncanakan bisa menyebabkan stunting (kerdil). Demikian disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, dalam acara Teladan Leadership Insight 2021, di Jakarta, Selasa (16/11).

"Banyak perempuan yang tidak menyadari hamil. Mereka baru tahu setelah periksa dokter. Padahal ternyata sudah hamil 3 bulan," ujarnya. Dia mengingatkan, masa kritis adalah saat janin sebelum berusia 56 hari atau sekitar 8 pekan.

Dia menjelaskan, masa tersebut menentukan sukses tidaknya pertumbuhan organ janin. Sehingga bakat bibir sumbing, cacat atau stunting bisa mulai terlihat pada masa ini. Di sisi lain, laki-laki harus membiasakan hidup sehat. Selama 75 hari sebelum konsepsi pertemuan sel telur dan sperma dengan mengurangi atau berhenti merokok.

"Karena sperma berkualitas yang dibutuhkan untuk membuahi sel telur sudah terbentuk pada rentang waktu tersebut," jelasnya. Lebih jauh, Hasto menilai, masyarakat perlu pendidikan dan pengetahuan mengenainya. Dia menambahkan, perempuan yang akan menikah harus melakukan pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelumnya. Di antaranya mencakup kemungkinan anemia, lingkar lengan, tinggi dan berat badan. Uang yang dikeluarkan untuk prewedding, rokok, dan pulsa lebih besar dari prakonsepsi.

Sementara itu, Ketua Forum Rektor Indonesia, Panut Mulyono menyampaikan bahwa perguruan tinggi siap berperan dalam proses edukasi hindari stunting. Dia menjelaskan, jika ada kekurangan dari pendidikan di tingkat bawah harus bisa dikoreksi di perguruan tinggi. "Perguruan tinggi harus mampu mengembangkan karakter yang mulia serta soft skills untuk menyiapkan pemimpin bangsa mendatang. Jadi, tidak hanya menguasai hard skills atau keilmuan yang tinggi," katanya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top