Minggu, 02 Feb 2025, 10:58 WIB

Kebijakan Tarif Impor Trump Berisiko Picu Perang Dagang

PM Kanada Justin Trudeau berbicara setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tinggi terhadap barang impor dari Kanada, Meksiko dan Tiongkok pada 1 Februari 2025.

Foto: AP

PALM BEACH — Presiden Donlad Trump pada Sabtu (1/2) menandatangani perintah untuk mengenakan tarif tinggi pada impor dari Meksiko, Kanada, dan Tiongkok, memicu pembalasan dari negara-negara tetangga Amerika Utara dalam perang dagang yang sedang berkembang.

Presiden Trump, di media sosial mengatakan bahwa tarif tersebut diperlukan "untuk melindungi warga Amerika," mendesak ketiga negara itu untuk berbuat lebih banyak untuk mengekang produksi dan ekspor fentanil ilegal dan bagi Kanada dan Meksiko untuk mengurangi imigrasi ilegal ke AS.

Associated Press menyebutkan, tindakan tersebut memenuhi salah satu komitmen Trump kepada para pemilihnya, namun menimbulkan kekacauan pada ekonomi global dan mandat politik Trump sendiri untuk menurunkan harga.

Tarif tersebut, jika dipertahankan, dapat mennyebabkan inflasi bertambah parah secara signifikan, yang mungkin mengikis kepercayaan pemilih bahwa Trump dapat menurunkan harga bahan makanan, bensin, perumahan, mobil, dan barang-barang lainnya.

Trump mengumumkan keadaan darurat ekonomi untuk mengenakan bea masuk sebesar 10% pada semua impor dari Tiongkok dan 25% pada impor dari Meksiko dan Kanada. Namun, energi yang diimpor dari Kanada, termasuk minyak, gas alam, dan listrik, akan dikenakan pajak sebesar 10%.

Tindakan tersebut memicu kebuntuan ekonomi dengan dua mitra dagang terbesar Amerika, Meksiko dan Kanada, mengakhiri hubungan perdagangan yang telah berlangsung puluhan tahun, kemungkinan mendapatkan pembalasan keras dari kedua negara tersebut.

Presiden Meksiko segera memerintahkan tarif balasan dan Perdana Menteri Kanada mengatakan negaranya akan mengenakan tarif yang sama sebesar 25% pada impor AS senilai hingga $155 miliar. Tiongkok tidak segera menanggapi tindakan Trump.

Perintah Trump mencakup mekanisme untuk meningkatkan tarif yang dikenakan AS terhadap pembalasan oleh negara lain, sehingga meningkatkan kemungkinan gangguan ekonomi yang lebih parah.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada hari Sabtu mengatakan bea masuk Kanada atas perdagangan alkohol dan buah-buahan Amerika senilai $30 miliar akan mulai berlaku pada hari Selasa, saat tarif AS mulai berlaku. Ia membuka pidatonya kepada warga Kanada dengan pesan yang ditujukan kepada konsumen Amerika.

"Hal ini akan berdampak nyata bagi Anda, rakyat Amerika," katanya, dan mengatakan hal ini akan mengakibatkan harga bahan makanan dan barang-barang lainnya menjadi lebih tinggi.

Trudeau menyalurkan pandangan warga Kanada yang merasa dikhianati oleh tetangga dan sekutu lama mereka, mengingatkan warga Amerika bahwa pasukan Kanada bertempur bersama mereka di Afghanistan dan membantu mereka menanggapi berbagai krisis mulai dari kebakaran hutan di California hingga Badai Katrina.

"Tindakan yang diambil hari ini oleh Gedung Putih justru memecah belah kita alih-alih menyatukan kita," kata Trudeau. Ia memperingatkan dalam bahasa Prancis bahwa tindakan itu dapat menimbulkan "masa-masa sulit" bagi banyak orang. Ia mendorong warga Kanada untuk "memilih produk dan layanan Kanada daripada produk dan layanan Amerika."

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan telah menginstruksikan sekretaris ekonominya untuk menerapkan respons yang mencakup tarif pembalasan dan tindakan lain untuk membela kepentingan Meksiko.

"Kami dengan tegas menolak fitnah Gedung Putih bahwa pemerintah Meksiko memiliki aliansi dengan organisasi kriminal, serta segala niat untuk mencampuri wilayah kami," tulis Sheinbaum dalam sebuah posting di X.

“Jika pemerintah Amerika Serikat dan lembaga-lembaganya ingin mengatasi masalah konsumsi fentanil yang serius di negara mereka, mereka dapat memerangi penjualan narkoba di jalanan kota-kota besar, yang tidak mereka lakukan, dan pencucian uang yang dihasilkan dari aktivitas ilegal ini yang telah menyebabkan begitu banyak kerugian bagi penduduknya.”

Sementara itu, Perdana Menteri Provinsi British Columbia di Kanada, David Eby, meminta penduduknya untuk berhenti membeli minuman keras dari negara bagian “merah” AS dan mengatakan, mereka akan menghapus merek alkohol Amerika dari rak-rak toko pemerintah sebagai tanggapan terhadap tarif tersebut.

Dalam pesan yang disiarkan di televisi, Eby menganggap keputusan pemerintahan Trump sebagai "deklarasi perang ekonomi terhadap sekutu dan teman yang dapat dipercaya" dan bahwa ia akan membela warga negaranya dan seluruh warga Kanada secara umum.

Tarif akan mulai berlaku pada hari Selasa (3/2), yang akan memicu pertikaian di Amerika Utara yang berpotensi menyabotase pertumbuhan ekonomi.

Sebuah analisis baru oleh Budget Lab di Yale memaparkan kemungkinan kerusakan pada ekonomi AS, dengan mengatakan bahwa rata-rata rumah tangga AS akan kehilangan pendapatan setara dengan $1.170 dari pajak. Pertumbuhan ekonomi akan melambat dan inflasi akan memburuk, dan situasinya bisa lebih buruk jika negara-negara tersebut melakukan tindakan balasan.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Lili Lestari

Tag Terkait:

Bagikan: