Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Mitigasi Risiko | IMF Perkirakan Indonesia Jauh dari Risiko Resesi pada 2023

Kebijakan Antisipatif Disiapkan

Foto : ISTIMEWA

Menteri Koordinator (Men­ko) bidang Perekonomian, Air­langga Hartarto

A   A   A   Pengaturan Font

"Kalau devisanya parkir di negara sendiri, seperti Thailand itu mewajibkan parkir 3 bulan, nah itu akan memperkuat cadangan devisa kita dan akan memperkuat kurs rupiah, inilah yang diperlukan di tahun 2023," ujar Menko Airlangga.

Dengan ekspor yang baik dia berharap cadangan devisa bisa disimpan di dalam negeri dengan tingkat suku bunga tertentu dari sistem perbankan yang ditopang oleh Bank Indonesia (BI). "Memang ada permintaan BI, agar Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019 terkait dengan devisa ini direvisi. Nah, kami sedang mempersiapkan itu," ungkap Menko AIrlangga Hartarto.

Prospek Pertumbuhan

Pada kesempatan lain, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastiowo optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan mencapai 5 persen dibanding periode sama tahun lalu atau year-on-year (yoy). "Artinya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini cukup bagus dibanding banyak negara dan global yang diperkirakan hanya akan bertumbuh 2 persen sampai 3 persen (yoy)," kata Yustinus dalam "Podcast Cermati Episode 7" yang dipantau secara daring di Jakarta, kemarin.

Bahkan, lanjut dia, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memproyeksikan sepertiga negara di dunia akan mengalami resesi pada tahun ini dan Indonesia jauh dari ancaman tersebut meski tetap harus waspada.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top