Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Perlu Dilanggengkan

Foto : ISTIMEWA

kebiasaan cuci tangan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menurut Unicef, akses ke sarana air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) di sekolah-sekolah merupakan bagian penting dari lingkungan sekolah yang aman, bersih, dan sehat. Berkaitan dengan hal ini, pemerintah mewajibkan ketersediaan sarana cuci tangan yang mendasar sebagai syarat dibukanya kembali sekolah.

Akan tetapi, berdasarkan analisis tahun 2020, 84 persen sekolah, atau 44 juta murid, tidak memiliki akses ke setidaknya satu dari ketiga jenis sarana tersebut. Analisis yang sama menunjukkan bahwa hampir 60 persen sekolah tidak memiliki sarana cuci tangan yang berfungsi serta dilengkapi air dan sabun.

Di samping itu, hanya 27 persen madrasah yang punya akses ke sarana dasar WASH dan hanya 56 persen yang memiliki akses ke minimal satu sarana cuci tangan di lingkungan sekolah. Setidaknya hanya sekitar 46 persen SD and Madrasah Ibtidaiyahserta sekitar 37 persen SMP dan Madrasah Tsanawiyah di NTT yang memiliki sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Chief of Field Office NTT & NTB Unicef Indonesia, Yudhistira Yewangoe, mengatakan tidak adanya akses terhadap sanitasi dan sarana air bersih bisa menyebabkan kualitas hidup anak. Hal ini berujung kepada permasalah kesehatan, kurangnya gizi, stunting, dan bahkan bisa berujung kepada kematian.

"UNICEF sudah hadir cukup lama di Indonesia dan Nusa Tenggara Timur, dan kami terus berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam memberikan edukasi dalam rangka merubah perilaku ke arah yang lebih sehat, membuat sarana dan prasarana terkait sanitasi dan sarana air bersih, termasuk fasilitas cuci tangan," ujar dia melalui konferensi pers daring, Rabu (30/3).

Hingga saat ini, 70 persen rumah di Nusa Tenggara Timur sudah aman untuk kegiatan air bersih, dan juga ada 4 kabupaten yang sudah dinyatakan aman untuk kegiatan buang air besar. Ini adalah kemajuan besar dan kami ingin terus berupaya ke persentase yang lebih tinggi, tentunya dengan berkolaborasi dengan Pemerintah dan swasta, contohnya WINGS dalam program ini.

Dalam menciptakan kebiasaan hidup bersih dengan mencuci tangan Nuvo menggandeng Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF Indonesia) meresmikan fasilitas Signature Icon di Pantai Lasiana Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tujuannya sebagai sarana cuci tangan bagi para pengunjung pantai.

"Program cuci tangan saya lihat dari dimensi, yaitu dimensi idealis dimana semua orang harus hidup bersih dan sehat. Selanjutnya ada dimensi realita yaitu kenyataannya bahwaNTTmasih kekurangan sarana air bersih dan sanitasi," ujar Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Nae Soi.

Josef mengajak seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur untuk menjaga kesehatan, menerapkan pola hidup sehat. Salah satu contohnya melakukan cuci tangan dengan benar dan menggunakan sabun. "Selain itu, kami mengajak semua pihak, baik pemerintah, perusahaan swasta atau lembaga lain untuk terus berkolaborasi membangun masyarakat Nusa Tenggara Timur melalui kesehatan," ujarnya.

Menjalani pola hidup bersih dan sehat (PHBS) harus dilakukan aksi sehari-hari. Salah satunya yaitu kegiatan penyuluhan dan sosialisasi PHBS dengan Cara cuci tangan yang baik dan benar kepada anak-anak usia Sekolah Dasar di wilayah Kupang, tepatnya di sekolah SD Inpres 2 Kuanino.

Head of Public Relations Wings Group Indonesia, Gabriella da Silva, mengatakan di tengah pandemi dengan kondisinya yang tidak menentu, upaya menjaga kebersihan diri merupakan salah satu kunci akan kesehatan. "Cuci tangan sekiranya dapat dipupuk menjadi sebuah kebiasaan baik sejak dini pada masyarakat. Termasuk pada usia anak sekolah dasar," ujar dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top