Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kebar Baik Bagi Umat Manusia! Temukan 2 Exoplanet 'Bumi Super', Astronom Kaji Tingkat Kelayakhunian

Foto : NASA

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah tim astronom internasional telah menemukan dua "super-Earth" atau "Bumi Super" baru yang berada di zona layak huni bintangnya, di mana tidak terlalu panas atau terlalu dingin untuk mendukung keberadaan air di permukaannya.

Mengutip media Space, Exoplanet yang disebut LP 890-9b itu berukuran sekitar 30 persen lebih besar dari Bumi dan dengan cepat mengorbit bintang kerdil hanya dalam 2,7 hari Bumi. Lebih besar, planet ekstrasurya kedua yang disebut LP 890-9c, sekitar 40 persen lebih besar dari Bumi, dan menyelesaikan orbitnya sekitar 8,5 hari Bumi.

Amaury Triaud, pemimpin proyek Search for Habitable Planets Eclipsing Ultra-cool Stars (SPECULOOS),

menyebut fakta bahwa salah satu dunia yang baru ditemukan ini menempati zona layak huni LP 890-9 membuat penyelidikan lebih lanjut terhadap sistem ini hampir sama menariknya.

"Ini memberi kami izin untuk mengamati lebih banyak dan mencari tahu apakah planet ini memiliki atmosfer, dan jika demikian, untuk mempelajari isinya dan menilai kelayakhunian," ujar astrofisikawan di Universitas Birmingham itu.

Selanjutnya, para ilmuwan berharap untuk mempelajari atmosfer Exoplanet dengan JWST, yang baru-baru berhasil ini mendeteksi karbon dioksida di atmosfer sebuah planet ekstrasurya.

"Penting untuk mendeteksi sebanyak mungkin dunia terestrial beriklim sedang untuk mempelajari keragaman iklim planet ekstrasurya dan akhirnya berada dalam posisi untuk mengukur seberapa sering biologi muncul di kosmos," ujar Triaud.

"Strategi ini dimotivasi oleh fakta bahwa planet-planet seperti itu sangat cocok untuk studi terperinci tentang atmosfernya dan pencarian kemungkinan jejak kimiawi kehidupan dengan observatorium besar, seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST)," lanjutnya.

Sebagai informasi, kedua Exoplanet itumulanya diidentifikasi sebagai kandidat exoplanet oleh Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS), yang melihat Exoplanet saat mereka melintasi wajah bintang mereka seperti yang terlihat dari Bumi. Namun, sensitivitasnya yang terbatas membuat TESS melewatkan penemuan tersebut.

"TESS mencari Exoplanet menggunakan metode transit, dengan memantau kecerahan ribuan bintang secara bersamaan, mencari sedikit peredupan yang mungkin disebabkan oleh planet yang lewat di depan bintangnya," ujar Laetitia Delrez, seorang ilmuwan exoplanetary di University of Liège di Belgia dan penulis utama makalah yang merinci penemuan itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Walaupun metode transit TESS efektif mencetuskan banyak sekali penemuan Exoplanet, Delrez menilai penilaian lebih lanjut menggunakan teleskop berbasis darat diperlukan khususnya dalam kasus LP 890-9 karena sebagian besar cahayanya terdaftar sebagai inframerah, di mana sensitivitas TESS terbatas.

"Namun, tindak lanjut dengan teleskop berbasis darat seringkali diperlukan untuk mengkonfirmasi sifat planet dari kandidat yang terdeteksi dan untuk menyempurnakan pengukuran ukuran dan sifat orbital mereka," lanjutnya.

Atas dasar itulah teleskop digunakan dalam proyek SPECULOOS, karena dilengkapi dengan kamera yang sangat sensitif terhadap cahaya inframerah dekat.

"Tujuan SPECULOOS adalah untuk mencari planet terestrial yang berpotensi layak huni yang transit di beberapa bintang terkecil," kata Michaël Gillon, astronom di University of Liège dan peneliti utama proyek SPECULOOS.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top